Keberadaan lurik Klaten tidak dapat dipisahkan dengan adat dan filosofi pemakainya

photo author
- Sabtu, 23 Agustus 2025 | 18:40 WIB
Proses pembuatan lurik Klaten. (JATENGPROV.GO.ID)
Proses pembuatan lurik Klaten. (JATENGPROV.GO.ID)

HARIAN MERAPI - Secara etimologis lurik berasal dari kata lorek yang berarti garis-garis. Lurik berpolakan garis lurus yang mengandung makna kesederhanaan, berperilaku lurus/baik, kerendahan hati, dan berpengharapan kebaikan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Memakai lurik tidak hanya kita merasakan berpakaian dengan kainnya, tetapi juga memakai pakaian jiwa dan filosofi yang terkandung dalam motif/corak lurik. Begitu pun dengan lurik khas Klaten.

Lurik tidak dapat dipisahkan dengan adat, filosofi ataupun makna dari pemakainya. Filosofi dan makna kain lurik tercermin dari motif dan warna lurik.

 Baca Juga: Kerajinan lurik Klaten menjadi mata pencaharian kedua bagi warga setelah bertani

Motif dan warna tersebut mengandung nasehat, petunjuk, harapan, permohonan, dan bahkan kekuatan spiritual dalam kepercayaan tradisi Adat Jawa.

Motif atau corak dari kain lurik beserta filosofinya sebagaimana dilansir jatengprov.go.id adalah seperti berikut;

- Corak Kluwung,Corak ini adalah berupa corak pelangi,yakni corak dengan beberapa perpaduan garis-garis lebar warna warni.

Sebagaimana pelangi merupakan kejadian alam yang indah dan merupaka kebesaran Tuhan Yang Maha Pencipta. Lurik kluwung dianggap sakral dan mempunyai tuah tolak bala, harapan keselamatan.

Baca Juga: Industri lurik Klaten mulai meredup dengan adanya modernisasi dan konglomerasi
- Corak Tuluh watu,Corak tuluh watu berarti batu yang bersinar dan di anggap bertuah sebagai penolak bala. Digunakan pada ucara ruwatan

- Corak Tumbar pecah,Adalah corak perumpamaan atau diibaratkan memecah ketumbar dan seharum aroma ketumbar.

Yang mengandung maksud adanya pengaharapan yang memakai kain ini menjadi orang yang berguna dan harum namanya, di mana selalu meninggalkan hal-hal tidak baik dan terjaga untuk selalu berbuat baik.

- Corak Telupat,Telupat berasal dari bahasa Jawa yang artinya ; telu = 3, papat artinya=4. Adalah corak lajuran yang berjumlah 7,terdiri dari satu satuan kelompok dengan empat lajur dan satu lagi dengan jumlah 3lajur.

 Baca Juga: Menengok keunikan lurik Klaten, mampu bertahan karena mengakomodasi unsur-unsur budaya luar

Angka 7 dalam adat Jawa melambangkan kehidupan dan kemakmuran, yang merupakan pitulung (pertolongan) dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Corak ini di ciptakan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono ke-I.

- Corak Sapit Urang,Corak sapit urang berarti japit udang, adalah ungkapan simbolik suatu siasat perang, yaitu musuh di kelilingi atau dikepung dari samping dan kekuatan komando berada di tengah-tengah. Corak ini di pakai sebagai busana prajurit keratin.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Sumber: jatengprov.go.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB
X