HARIAN MERAPI - Ronthek dari Pacitan adalah sejenis musik penggugah saat sahur di bulan puasa.
Ronthek berasal dari kata “ronda thetek” yang merupakan alat musik sejenis kentongan untuk ronda atau siskamling, terbuat dari bambu yang dilubangi memanjang di bagian tengahnya.
Cara memainkannya dipukul-pukul dengan bambu juga sehingga terdengar alunan musik yang unik dan indah.
Dahulu Seni Ronthek Gugah Sahur hanya dikombinasikan dengan instrumen musik tradisional seperti gong, kenong, suling, dan saron.
Namun, saat ini dikombinasikan juga dengan instrumen musik modern seperti saxophone dan bass drum. Tradisi ini mengutamakan kekompakan dan keserasian pemain alat musik, penari, dan pesinden.
Pada awalnya, rontek ini hanya menjadi kegiatan tahunan saat bulan Ramadhan tiba dimana tujuannya membangunkan warga untuk sahur.
Pada kegiatan ini rontek dipukul dan biasanya dipadukan dengan alat musik tradisional lainnya seperti gong, saron, dan kenong.
Saat ini rontek tidak hanya menjadi kegiatan gugah sahur, tetapi menjadi ajang festival seni tahunan masyarakat Pacitan. Festival ini sudah menjadi agenda rutin setiap tahunnya.
Dalam agenda ini alat musik bambu tersebut dimainkan dan dipadukan dengan alat musik tradisional seperti gong dan gamelan, yang kemudian musik ini akan mengiringi lagu dan tarian.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kembali memasukkan gelaran Festival Ronthek yang digelar Pemkab Pacitan, Jawa Timur ke dalam daftar Kharisma Event Nusantara (KEN) 2025.
Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Pacitan, Turmudi, Minggu, mengatakan, Festival Ronthek 2025 digelar selama tiga hari, mulai Sabtu (5/7/2025) hingga Senin (7/7/2025).
Baca Juga: Sebanyak 1.275 ibu dan anak di Salatiga pecahkan rekor Bunda Membacakan Cerita
Sebanyak 15 peserta dijadwalkan tampil, terdiri atas perwakilan sekolah menengah dan kecamatan se-Kabupaten Pacitan.