HARIAN MERAPI - Kegiatan sosialisasi sejarah dan nilai-nilai kepakualaman yang diselenggarakan oleh Kadipaten Pakualaman tahun 2025 diawali dari Gunungkidul.
Dengan menggandeng Dinas Kebudayaan Kabupaten/Kota di DIY Kadipaten Pakualaman menggelar sosialisasi terkait dengan sejarah nilai-nilai budaya serta eksistensi Kadipaten Pakualaman dalam keistimewaan Yogyakarta.
"Kegiatan ini merupakan pengembangan dari acara dialog budaya yang diselenggarakan oleh Kadipaten Pakualaman pada setiap malam Sabtu Kliwon bertepatan dengan hari pasaran wiyosan Kangjeng Gusti Paku Alam Kaping Sedasa," urai Putra Dalem Bendara Pangeran Haryo (B.P.H) Kusumo Bimantoto saat membuka sosialisasi yang berlangsung di Joglo Taman Budaya Gunungkidul, Ledoksari, Wonosari, Gunungkidul, Selasa (17/6/2025) lalu.
Baca Juga: Gunung Raung masih berstatus waspada meskipun aktivitas erupsi terjadi terus menerus
Pelaksanaan yang dihelat di 5 kabupaten/kota ini menutut Mas Suryo begitu biasa disapa, agar masyarakat luas dapat lebih mengetahui sejarah dan nilai-nilai budaya yang ada di Kadipaten Pakualaman.
"Harapannya agar masyarakat di Kabupaten dan Kota dapat lebih mengenal sejarah dan budaya yang ada di Pakualaman," tuturnya.
Sementara itu Sekretaris Dinas Kebudayaan Gunungkidul Rudi Ismanto menyambut gembira adanya kegiatan sosialisasi ini.
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat Gunungkidul.
Sosialisasi Sejarah dan Nilai-nilai Budaya Kepakualanan memberikan pencerahan pengetahuan terkait sejarah Pakualaman.
"Kami mengundang komunitas komunitas budaya, kelompok seni, masyarakat sejarah, para guru serta generasi muda dalam kegiatan ini. Harapannya dari mereka nantinya dapat menyebarkan pengetahuan ini lebih luas lagi," tandas Rudi.
Sosialisasi Sejarah dan Nilai nilai Kepakualanan mengghadirkan dua orang pembicara sentana dan budayawan Pakualaman yaitu K.P.H. Kusumoparastho dan K.R.M.T. Projokusumo serta moderator K.R.M.T. Jayeng Taruno.
Dalam paparannya K.P.H. Kusumoparastho lebih banyak menyampaikan perjalan hidup Pangeran Notokusumo yang kemudian menjadi Pangeran Merdika bergelar Paku Alam I.