BPH Kusumo Bimantoro Ajak Masyarakat Mengenal Sejarah Kadipaten Pakualaman

photo author
- Selasa, 8 Oktober 2024 | 16:55 WIB
Penyerahan buku Asthabrata oleh BPH Kusumo Bimantoro kepada Kusno Wibowo.  (Teguh Priyono)
Penyerahan buku Asthabrata oleh BPH Kusumo Bimantoro kepada Kusno Wibowo. (Teguh Priyono)

HARIAN MERAPI - Masih sedikit masyarakat yang mengetahui sejarah berdirinya Kadipaten Pakualaman secara benar. Sehingga sering kali muncul pandangan yang tidak sesuai dengan fakta sejarah yang ada.

"Untuk itulah Kadipaten Pakualaman dengan Tim Pambudidaya melakukan sosialisasi sejarah dan nilai nilai Kepakualaman agar masyarakat mendapat pengetahuan yang benar langsung dari sumbernya," ungkap Bendara Pangeran Haryo (B.P.H.) Kusuma Bimantoro atau yang akrab disapa Mas Suryo.

Hal itu disampaikan dalam sambutannya pada Dialog Budaya bertajuk Sosialisasi Sejarah dan Nilai nilai Kepakualaman yang diselenggarakan oleh Kadipaten Pakualaman berkolaborasi dengan Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, Senin (7/10/2024) di Ruang Rapat Sembada Sekretarian Kabupaten Sleman, Beran Tridadi, Sleman.

Baca Juga: Dugaan Lakukan Penganiayaan dan Bullying, Oknum Lurah di Godean Dilaporkan ke Polresta Sleman

Menurut Putra Dalem K.G.P.A.A. Paku Alam X, kegiatan sosialisasi ini juga merupakan salah satu upaya dalam melaksanakan tanggungjawab peran Kadipaten Pakualaman sesuai yang diamanahkan oleh Undang undang nomer 13 Tahun 2012 Tentang Keistimewaan.

"Harapan kami dari dialog budaya ini, karena dialog artinya ada komunikasi dua arah sehingga bisa didapat titik temu yang bermanfaat bagi kita semua," tandas Mas Suryo.

Sementara itu Pjs. Bupati Sleman Kusno Wibowo, S.T,. M.Si., dalam sambutan pembukaan Dialog Budaya ini, menyampaikan kegembiraannya dengan diselenggarakannya kegiatan dialog ini bukan hanya memiliki nilai penting bagi menambah wawasan masyarakat di Sleman mengenai sejarah dan perkembangan budaya yang ada di Kadipaten Pakualaman.

Tetapi kegiatan ini juga memberikan wawasan baru bagi masyarakat Sleman yang disampaikan langsung oleh para penghageng Sentana dari dalam Kadipaten Pakualaman.

Baca Juga: Pemberdayaan BRI Tingkatkan Skala Usaha Klaster Usaha Rumput Laut Semaya di Nusa Penida

"Kegiatan ini memperkaya wawasan masyarakat Sleman akan pengetahuan perjalanan sejarah Kadipaten Pakualanan yang juga merupakan pilar utama terbentuknya Daerah Istimewa Yogyakarta bersama Kraton Kasultanan Yogyakarta yang saat ini menjadi dua pusat budaya dan peradan di DIY," tutur Kusno.

Pembukaan Dialog Budaya ditandai dengan penyerahan buku Asthabrata yang merupakan karya K.G.P.A.A Paku Alam X berisi tentang watak yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Buku diserahkan oleh B.P.H Kusumo Bimantoro kepada Kusno Wibowo.

Dialog Budaya dengan menghadirksn dua narasumber budayawan Kadipaten Pakualaman yaitu K.P.H Kusumoparastho dan K.R.M.T Projokusumo yang dimoderatori K.R.T. Jayengtaruno berjalan cukup hangat terbukti dengan animo peserta mengajukan berbagai pertanyaan terkait dengan sejarah dan budaya yang ada di lingkungan Kadipaten Pakualaman.

Baca Juga: Bakar Sampah di Ladang Pohon Jati di Patuk Gunungkidul, Seorang Kakek Tewas Terpanggang

Disampaikan K.R.M.T Projokusumo menjawab pertanyaan salah satu peserta terkait akses untuk masuk ke Pura Pakualaman, bahwa Kadipaten Pakualaman terbuka bagi masyarakat luas yang akan melakukan penelitian terkait budaya yang ada di Pura Pakualaman.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X