Menghidupkan Kembali Warisan Karya Joko Pinurbo, Gramedia Gelar Perjamuan Setahun Jokpin di Yogyakarta

photo author
- Senin, 28 April 2025 | 08:30 WIB
Patung Joko Pinurbo yang berdiri di area Gramedia Sudirman Yogyakarta menjadi simbol penghormatan atas kontribusi besar Jokpin dalam menghidupkan dunia puisi di Indonesia.  (Foto: Dok. Istimewa)
Patung Joko Pinurbo yang berdiri di area Gramedia Sudirman Yogyakarta menjadi simbol penghormatan atas kontribusi besar Jokpin dalam menghidupkan dunia puisi di Indonesia. (Foto: Dok. Istimewa)

HARIAN MERAPI – Suasana haru sekaligus hangat memenuhi Gramedia Sudirman Yogyakarta dalam acara Setahun Jokpin: yang Terbuat dari Rindu, Pulang dan Angkringan, Minggu malam (27/4/2025). Acara ini digelar tepat setahun setelah kepergian penyair besar Indonesia, Joko Pinurbo, yang akrab disapa Jokpin, dan sehari setelah peringatan Hari Puisi Nasional.

Diselenggarakan oleh Gramedia Pustaka Utama (GPU), Grasindo, dan Gramedia Sudirman Yogyakarta, acara ini menjadi ruang perjumpaan yang hangat antara karya, pembaca, dan kenangan.

“Gramedia bangga menjadi bagian dari acara penghormatan untuk almarhum Joko Pinurbo, sosok yang berkontribusi besar bagi sastra Indonesia. Melalui momen ini, kami ingin mendekatkan penulis, buku, dan pembaca, sejalan dengan semangat wajah baru Gramedia sebagai rumah nyaman bagi pecinta literasi,” ujar Regional Manager Gra Senior Bidang Sastra GPU Mirna Yulistianti.

Baca Juga: Perjamuan Setahun Joko Pinurbo: Yang Terbuat dari Rindu, Pulang, dan Angkringan

Lebih dari seratus orang turut hadir dalam acara ini—mulai dari keluarga mendiang Jokpin, Forum Aktor Yogya, para seniman, komunitas sastra, hingga pembaca setia—untuk bersama-sama merayakan dan mengenang warisan puisi Jokpin yang tetap hidup dan terus menginspirasi banyak orang hingga hari ini.

Penampilan dari Forum Aktor Yogya membuka malam pertunjukan yang memadukan seni peran dan puisi. Peran seniman dan tokoh sastra kemudian membacakan puisi-puisi karya Jokpin yang menciptakan suasana kontemplatif dan emosional yang menyentuh hati pengunjung dan tamu undangan yang hadir.

Puncak acara malam ini ditandai dengan peresmian patung Joko Pinurbo, hasil karya seniman Dunadi. Patung yang kini berdiri di area Gramedia Sudirman Yogyakarta ini menjadi simbol penghormatan atas kontribusi besar Jokpin dalam menghidupkan dunia puisi di tengah masyarakat.

Baca Juga: Inilah warisan maestro sastra Pramoedya Ananta Toer, ini peringatan 100 tahun kelahirannya

Patung ini tak hanya menjadi simbol karya, tetapi juga kenangan abadi yang dirasakan oleh keluarga beliau.

“Kehadiran patung ini bukan sekadar bentuk penghormatan, melainkan juga pengingat bahwa karya-karya beliau tetap hidup di hati banyak orang,” ujar Nuraini Amperawati Firmina, istri penyair Joko Pinurbo.

Karya ini sekaligus menjadi pengingat akan semangat Jokpin yang tenang, penuh humor, namun tajam dalam memotret kehidupan. Acara dilanjutkan dengan doa bersama, yang dipanjatkan untuk mengenang mendiang Jokpin, mendoakan para hadirin, serta memberikan penghormatan bagi para pegiat seni.

Baca Juga: Ikon Legendaris Yogyakarta, Hamzah Sulaiman Meninggal Dunia, Pemilik House of Raminten yang Lestarikan Budaya dari Masa ke Masa

Tak hanya itu, acara ini juga menjadi momen peluncuran kembali buku puisi legendaris Celana dalam edisi sampul spesial yang unik. Menyambut peluncuran ini, Gramedia memberikan diskon 20% untuk delapan judul buku karya Jokpin, berlaku mulai 27 April hingga 27 Mei 2025. Setiap pembelian juga disertai hadiah pembatas buku (bookmark) edisi terbatas yang eksklusif.

Perjamuan Setahun Jokpin, bukan sekadar acara mengenang, tetapi juga menjadi ajakan untuk terus menghidupi puisi dalam keseharian—sebagaimana Jokpin yang telah menghidupi kata demi kata dalam karyanya. Larik seperti “Jogja terbuat dari rindu, pulang, dan angkringan” kembali digaungkan malam itu, bukan hanya dihafal, tetapi sungguh dirasakan oleh para hadirin.

Melalui kata, Jokpin telah membangun rumah bagi banyak orang. Dan dalam perjamuan malam itu, rumah itu kembali ramai—oleh rindu, tawa, air mata, dan cinta terhadap puisi. *

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB
X