Permainan tradisi Nglarak Blarak di Kulonprogo membutuhkan strategi, teknik, ketangkasan dan ketepatan

photo author
- Sabtu, 25 Januari 2025 | 19:00 WIB
Tradisi Nglarak Blarak pernah mendapat penghargaan internasional (MERAPI-ANTARA)
Tradisi Nglarak Blarak pernah mendapat penghargaan internasional (MERAPI-ANTARA)

HARIAN MERAPI - Permainan tradisi Nglarak Blarak berkembang di wilayah Kulon Progo Daeraah Istimewa Yogyakarta.

Trdisi ini dimulai dengan pemain pertama menggelindingkan keranjang di tempat sepet, lalu orang kedua memakai keranjang tersebut menuju ke orang ketiga yang menjadi joki.

Joki ini menaiki blarak yang ditarik oleh 3 pemain laki-laki yang mengelilingi lapangan sebanyak 3 kali dengan membawa bumbung.

 Baca Juga: Tradisi Nglarak Blarak di Kulon Progo jadi filter terhadap pengaruh permainan asing

Guna menumpas lawan-lawan di hadapannya, permainan Nglarak Blarak membutuhkan strategi, teknik, ketangkasan, dan ketepatan setiap pemainnya.

Tiga pemain berperan sebagai penarik pelepah kelapa di arena pertandingan berbentuk segiempat dengan kekuatan yang kuat.

Untuk mengantisipasi jatuh akibat tarikan blarak yang kencang, joki harus berada di atas pelepah kelapa dengan kendali yang kuat dan keseimbangan yang bagus.

Permainan ini melibatkan persiapan tim yang matang, frekuensi latihan yang sesering
mungkin, pengaturan strategi, dan pembentukan kekompakan dan keharmonisan di antara
pemain.

Baca Juga: Begini cara Kemenekraf melindungi karya kreator konten

Tradisi Nglarak Blarak sempat terhenti selama masa pandemi Covid-19, namun bukan berarti tidak dimainkan sama sekali.

Dinas kebudayaan segera mengambil strategi dalam menghadapi penurunan tradisi Nglarak Blarak tersebut dengan menggantikan kesenian jatilan, reog, dan lainnya.

Meskipun begitu, setelah pandemi berakhir tradisi Nglarak Blarak terus dilestarikan melalui kegiatan Menoreh Art Festival (MAF) Kulon Progo setiap tahunnya.

Tak hanya itu, Nglarak Blarak juga pernah mendapatkan penghargaan internasional
pada ajang The Association For International Sport for All atau TAFISA World Games 2016.

Baca Juga: Diprotes warga soal penggunaan Dana Desa, Kades Godog mengundurkan diri

Dengan adanya prestasi tersebut, menjadikan tradisi Nglarak Blarak terus berkembang pesat
dan menjadi kebanggaan Kulon Progo untuk menjadikannya kompetisi dari tingkat dusun
hingga kabupaten.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB
X