GIK UGM Gelar Pertunjukan Butoh pada 4-6 September, Tampilkan 10 Performer dari Jepang dan Indonesia

photo author
- Senin, 2 September 2024 | 16:20 WIB
Ketua Komunitas & Pengalaman GIK UGM, Bambang Paningron dan Chief of Program GIK UGM, Aji Wartono berikan keterangan soal pertunjukan Butoh, Senin (2/9/2024).  (Wahyu Turi K)
Ketua Komunitas & Pengalaman GIK UGM, Bambang Paningron dan Chief of Program GIK UGM, Aji Wartono berikan keterangan soal pertunjukan Butoh, Senin (2/9/2024). (Wahyu Turi K)

Ilmu pengetahuan mendorong kemajuan, seni budaya menyempurnakan kehidupan manusia, dan GIK UGM memberikan ruang tersebut melalui "The Life of Butoh".

“Selain itu, mempelajari dan melihat seni budaya dari luar budaya kita sangat penting untuk memperluas wawasan serta mengembangkan seni dan budaya kita sendiri," terangnya.

Butoh sendiri lahir di Jepang pada akhir 1950-an sebagai bentuk perlawanan terhadap dominasi budaya Barat pasca Perang Dunia II, terutama setelah Jepang mengalami kekalahan dalam Perang Asia Timur Raya.

Diciptakan oleh Kazuo Ohno dan Tatsumi Hijikata, Butoh dikenal karena gaya dan pendekatannya yang sangat unik, menggabungkan elemen teater, tari, dan ekspresi tubuh yang ekstrem.

Baca Juga: Israel terapkan bumi hangus di wilayah Tepi Barat, begini reaksi Mesir

Butoh hadir sebagai reaksi terhadap konvensi tari tradisional Jepang, menawarkan bentuk seni yang memprovokasi dan menantang.

Dikenal karena penekanan pada ekspresi individual dan bentuk tubuh yang tidak terduga, Butoh menolak batasan-batasan konvensional dalam seni pertunjukan.

Meskipun tidak selalu mudah dipahami, Butoh memiliki kekuatan untuk memprovokasi pemikiran dan emosi yang mendalam, memperluas batasan seni dan memperkenalkan cara baru dalam berkomunikasi melalui tubuh dan gerakan.

Di Indonesia sendiri, Butoh sudah masuk sejak puluhan tahun lalu dimana Kazuo Ohno pernah hadir di Taman Ismail Marzuki pada tahun 1980-an. Butoh juga pernah tampil di Yogyakarta pada tahun 2009 dengan acara bertajuk sama "The Life of Butoh".

Baca Juga: Kontes Kambing dan Domba Piala Gubernur DIY, Momot Cemot datang dengan digendong pemiliknya yang berprofesi sebagai bidan

Butoh mencerminkan keikhlasan seniman dalam berekspresi dan kehidupan sehari-hari mereka. Menurut Soga Masaru, seorang musisi dan lighting designer Kazuo Ohno, spirit seni tradisi Jawa memiliki kesamaan dengan Butoh, termasuk praktik spiritual seperti puasa yang masih dilakukan oleh para pelaku Butoh.

Kini, murid-murid Butoh tersebar luas di berbagai penjuru dunia seperti Amerika, Eropa, Australia, Taiwan, Meksiko, Polandia, Korea, Hongkong, Kanada, Singapura, Malaysia, dan Indonesia.

Melalui proses pewarisan dan sanad yang jelas, Butoh berkomitmen untuk membangun generasi masa depan dengan semangat perdamaian dunia.

Baca Juga: Bawaslu Karanganyar Tolak Tertibkan Baliho Politik Terkait Pilkada Karanganyar 2024 yang Bertebaran, Ini Alasannya

Chief Program Officer GIK UGM, Garin Nugroho menyatakan, kehadiran event Butoh di GIK UGM merupakan respon terhadap minat global terhadap seni yang menggugat konsep tubuh.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB
X