Gusti Putri Paku Alam Kenalkan Buku Batik Pakualaman: Antara Tradisi, Sastra dan Wastra, Karya 3 Penulis

photo author
- Sabtu, 6 Juli 2024 | 06:05 WIB
Penampilan tiga penari membawakan Beksan Tyas Muncar dalam pengenalan Buku Batik Pakualaman: Antara Tradisi Sastra dan Wastra.  (Teguh Priyono)
Penampilan tiga penari membawakan Beksan Tyas Muncar dalam pengenalan Buku Batik Pakualaman: Antara Tradisi Sastra dan Wastra. (Teguh Priyono)

Pada era Adipati Paku Alam II (1830-1858) banyak ditemukan tampilan naskah disertai renggan hiasan yang sengaja ditorehkan dalam rangka tujuan tertentu.

"Ini merupakan upaya Gusti Putri melakukan penciptaan motif batik yang bersumber dari iluminasi naskah kuno sebagai pelestarian dan pengembangan seni dan budaya dengan mengangkat piwulang para leluhur yang disampaikan di dalam manuskrip ditransformasikan ke motif batik," tuturnya.

Menurut Saktimulya, penamaan motif batik kaitan renggan pada naskah sangat erat dengan teksnya. Nama nama batik naskah tidak meninggalkan nama renggan yang ada, agar makna simbolis yang lekat pada motif tetap terjaga sesuai dengan teks naskah.

Baca Juga: Rayakan Tahun Baru Islam 1446 H Lewat Makanan dan Kebudayaan, International Hijriah Food Festival Digelar di 4 Kota, Hadirkan Habib Ja'far

Di dalam Adiwastra atau kain tradisional nan indah terkandung makna dan simbol tersendiri yang tersirat di dalam wujud dan nama motifnya dapat dikelompokkan dalam empat seri yaitu seri Asthabrata, seri Nges Ruming Puri, seri Pepudan dan seri Piwulang Estri. *

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB
X