Pada era Adipati Paku Alam II (1830-1858) banyak ditemukan tampilan naskah disertai renggan hiasan yang sengaja ditorehkan dalam rangka tujuan tertentu.
"Ini merupakan upaya Gusti Putri melakukan penciptaan motif batik yang bersumber dari iluminasi naskah kuno sebagai pelestarian dan pengembangan seni dan budaya dengan mengangkat piwulang para leluhur yang disampaikan di dalam manuskrip ditransformasikan ke motif batik," tuturnya.
Menurut Saktimulya, penamaan motif batik kaitan renggan pada naskah sangat erat dengan teksnya. Nama nama batik naskah tidak meninggalkan nama renggan yang ada, agar makna simbolis yang lekat pada motif tetap terjaga sesuai dengan teks naskah.
Di dalam Adiwastra atau kain tradisional nan indah terkandung makna dan simbol tersendiri yang tersirat di dalam wujud dan nama motifnya dapat dikelompokkan dalam empat seri yaitu seri Asthabrata, seri Nges Ruming Puri, seri Pepudan dan seri Piwulang Estri. *