Mereka menyaksikan penampilan dari 14 kalurahan/kelurahan antara lain Kalurahan Giripeni
Kulon Progo menampilkan seni angguk, Kalurahan Ngeposari Gunungkidul dengan kesenian
jathilan, Kalurahan Jatimulyo Bantul dengan Tari Gumbregan,
Kalurahan Sidoharjo Gunungkidul dengan Campursari, Kalurahan Tayuban Kulon Progo dengan Tari Tumandhang Gawe, KalurahanTambakromo Gunungkidul dengan Tari Metik Gogo, Kalurahan Sendangsari menampilkan Keroncong dan Tari, Kalurahan Sukoreno Kulon Progo dengan Tari Topeng, Kelurahan Purbayan Yogyakarta menampilkan Srandul,
Kalurahan Logandeng Gunungkidul dengan Campursari, Kalurahan Margoagung Sleman dengan Tari Dong Dang, Kalurahan Trimulyo Sleman dengan Tari Teatrikal, Kelurahan Terban Yogyakarta dengan Tari Sayuk Rukun, Kalurahan Sinduharjo, Ngaglik Sleman dengan Keroncong dan flashmob.
Penampilan 5 provinsi juga tak kalah menarik. Mereka menampilkan seni khas masing-masing
daerah. Provinsi Baten menampilkan Rampak bedug, Provinsi Sumatra Barat dengan Tari Piring,
Provinsi Kalimantan Tengah dengan Tari Hapakat Huma Betang, Provinsi Nusa Tenggara Timur
dengan Tari Benggong, dan Provinsi Jawa Timur dengan Tari Kridho Retno.
Hingga malam hari, Pentas Seni Desa (Kalurahan/Kelurahan) Budaya semakin meriah dan
menjadi ajang pentas seni yang ditunggu-tunggu masyarakat maupun wisatawan. Pentas Seni
Desa (Kalurahan/Kelurahan) Budaya menjadi ajang hiburan bagi masyarakat mulai dari anak
maupun dewasa yang tengah berlibur di Malioboro.
Wisatawan yang kebetulan sedang menikmati suasana di wisata Titik Nol pun beranjak mendekati panggung pentas untuk menyaksikan pertunjukan. Tak hanya itu, beberapa pengunjung juga tampak membeli produk dari pameran kalurahan budaya.
Gelaran Selasa Wagen ditutup dengan flashmob dimana seluruh pengunjung diajak untuk
menari bersama dalam flashmob tersebut. *