Sakit yang tidak tertahankan itu dalam bahasa Jawa disebut gayang-ngayang. Dan, hutan tempat Dewi Sri bersembunyi kemudian disebut Hutan Kayangan. Ternyata sakitnya Dewi Sri itu memang sakitnya orang hamil yang akan melahirkan.
Namun yang keluar dari rahim gadis Desa Jlegong itu bukan bayi manusia, melainkan seekor ular naga.
Seekor ular naga itu bahkan bisa berbicara selayaknya manusia, sehingga Dewi Sri pingsan seketika karena terkejut dan takut.
Baca Juga: Inter Milan gilas Monza 5-1, makin kokoh di puncak klasemen Liga Italia
Setelah siuman, Dewi Sri menyembunyikan ular naga itu di dalam rawa-rawa. Dan, ular naga itu ternyata cepat menjadi besar.
Rawa-rawa itupun kemudian jebol dan menganga sehingga disebut Rawa Jembangan, yang berarti lubang menganga.
Ular naga yang sudah menjadi besar itu kemudian menyembul dari rawa-rawa, dan mengejar Dewi Sri sampai ke rumah Ki Wirojoyo.
Ular naga itu bertanya siapa yang menjadi ayahnya. Ki Wirojoyo yang tanggap ing sasmita, memberinya petunjuk ke arah Gunung Plawangan.
Baca Juga: Memencet jerawat tak berbahaya dan berakibat buruk, asalkan...
Tetapi sebelum pergi, Ki Wirojoyo mengalungi ular naga tersebut dengan klinthing sebagai tanda. Maka, ular naga itu diberi nama Ki Baru Klinting.
Ular naga tersebut di kemudian hari menjadi pusaka tombak Ki Ageng Mangir Wonoboyo, yang bertapa di Gunung Plawangan.*