HARIAN MERAPI - Grup Teater Asdrafi Yogyakarta bakal menggelar pentas drama lakon ‘Garis Biru’ naskah dan sutradara karya Y Arief Susilo, di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta, Sabtu (9/12/2023) malam ini.
Pentas Teatee Asdrafi dengan lakon 'Garis Biru' ini digelar mulai pukul 19.00 WIB secara gratis dan terbuka untuk umum.
Pergelaran Teater Asdrafi dengan cerita ‘Garis Biru’ dikemas realis simbolik yang dibingkai dengan framing musikal arahan musikus Dr Memet Chaerul Slamet, didukung pemusik Frans Arya, Dwi Heryana, Jojo Samya, Deni, dan vokal bersama Ana Ratri.
Pementasan teater berdurasi sekitar 2 jam tersebut, mendapat dukungan fasilitasi Kundha Kabudayaan (Dinas Kebudayaan) DIY dan TBY.
Y Arief Susilo mengungkapkan, bahwa pementasan Teater Asdrafi dengan lakon 'Garis Biru' ini, didukung sejumlah alumni Asdrafi, juga melibatkan seniman tari, pemain teater Yogyakarta, mahasiswa dan pemusik profesional.
Pentas drama ini, mengenai soal tata artistik realis simbolik yang dipadu dengan menggunakan videomapping.
Baca Juga: Jokowi minta tindakan tegas terhadap pelaku TPPO terkait pengungsi Rohingya
Kemudian untuk tim artistik skenografi digarap Tito Pangesthi Adji, Astrada Alexander Deska, videomapping Hanafi K Sidharta, koreografi Isti Saptoro, kameraman Joni Asman, penata artistik B’Djo Ludiro.
Kemudian penata rias-kostum Hartati Woroasih, penata lampu Dino Manggala Yuda, penata suara Gatot Danar, desain produksi Mahmoud Elqadrie, pimpinan produksi Rina Nikandaru.
Para pemain Bramanti F Nasution, Shin Anastasia, Chatarina, Jedink Alexander, Oka Swastika Mahendra, Yosep Salamon, Enderiza, Teguh Mahesa, Lovi Gustian, Tony Lin.
Kemudian, Krisnantoro Aji, Junior FL Kambary, Chintya Dharma, Ghea Myta, Dewi Fadilah, Putri Khoirunisa, Sita Batu, Padang Arofah, Siti Amini, Nana Nina, Kezia Nabila, Latih Wuryanti, Sita Nuraini dan Ravieka Fatya.
Baca Juga: Dewas KPK sudah periksa 33 saksi dan lanjutkan ke tahap persidangan kode etik terhadap Firli Bahuri
Y Arief Susilo menambahkan, pementasan Teater Asdrafi dengan cerita ‘Garis Biru’ ini, merupakan simbol untuk mengistilahkan jalinan perasaan manusia yang terikat secara genetis tak bisa dihilangkan begitu saja.