Ribuan Burung Pipit Mati. Pertanda Kita Harus Pelihara Lingkungan dengan Baik

photo author
- Kamis, 23 September 2021 | 17:05 WIB
Tangkapan layar video temuan bangkai burung pipit di area makam daerah Gianyar, Bali, Jumat (10/09/2021).  (ANTARA/HO-BKSDA Bali. (Ayu Khania Pranisitha))
Tangkapan layar video temuan bangkai burung pipit di area makam daerah Gianyar, Bali, Jumat (10/09/2021). (ANTARA/HO-BKSDA Bali. (Ayu Khania Pranisitha))

BEBERAPA pekan terakhir, masyarakat dikejutkan dengan kejadian matinya ratusan bahkan ribuan ekor burung pipit di Kabupaten Gianyar di Provinsi Bali dan Kota Cirebon di Provinsi Jawa Barat. Kematian burung-burung pipit tersebut di Kota Cirebon merupakan peristiwa yang pertama kali terjadi. Sementara kejadian kematian burung itu bukan yang pertama terjadi di Bali.

Banyak dugaan yang bermunculan terkait penyebab kematian burung pipit tersebut, salah satunya karena penyakit infeksius seperti flu burung. Namun, dugaan tersebut berhasil dipatahkan melalui hasil uji laboratorium terhadap sampel burung pipit itu.

Masing-masing pemerintah daerah setempat telah mengambil tindakan baik sebagai langkah pertama yaitu mengirimkan sampel beberapa ekor burung mati untuk dianalisa di laboratorium veteriner (penyakit hewan).

Baca Juga: Pelaku Teror di Rumah Aldebaran Terlihat di Sinopsis Ikatan Cinta 23 September 2021, Netizen Curiga Rendy

Tim Medis Veteriner Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Cirebon, Jawa Barat, melakukan pemeriksaan sampel dari burung pipit yang mati mendadak di halaman Balai Kota Cirebon untuk memastikan penyebab kematian burung pipit tersebut.

Sementara, petugas setempat di Bali mengambil sampel bangkai dan kotoran burung pipit untuk diperiksa di Balai Besar Veteriner Denpasar.

Langkah itu sangat penting karena bertujuan untuk mengetahui apakah burung-burung mati tersebut terpapar penyakit yang bersifat zoonotik atau penyakit unggas lain yang penyebarannya sangat cepat.

Baca Juga: PTM SDN 1 Panggang Dihentikan, 4 Siswanya Terkonfirmasi Positif Covid-19

Seperti diketahui penyakit flu burung (avian influenza) bersifat zoonotik, yaitu termasuk penyakit menular yang bisa ditularkan dari satwa dalam hal ini burung kepada manusia atau sebaliknya.

Sedangkan penyakit ND (New Castle Disease) atau dikenal sebagai penyakit tetelo adalah penyakit unggas yang sangat cepat penyebarannya dan sangat fatal bagi ternak unggas tetapi tidak menular kepada manusia.

Berdasarkan hasil uji laboratorium yang diinisiasi pemerintah daerah setempat, terbukti bahwa burung pipit tersebut bukan mati karena penyakit infeksius seperti flu burung.

Baca Juga: Tarif Layanan Tes Antigen di Stasiun Jakarta Turun Jadi Rp45 Ribu. Berlaku Mulai Jumat Besok

Namun, penyebab kematian burung pipit itu masih menyisakan tanda tanya di masyarakat. Muncul dugaan-dugaan berikutnya seperti penyebab kematian burung pipit itu adalah kandungan asam air hujan atau dugaan adanya penggunaan pestisida yang bisa meracuni burung.

Ada juga dugaan burung pipit tersebut mati karena perubahan cuaca yang drastis karena kejadian berlangsung setelah hujan deras dan angin kencang padahal sebelumnya suhu udara sangat panas.

Peneliti zoologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dewi Malia Prawiradilaga mengatakan kebenaran dugaan-dugaan tersebut perlu dibuktikan dengan data penelitian.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

KPK OTT Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:00 WIB
X