HARIAN MERAPI - Bagi penggemar petasan pasti mengenal Dusun Junjungan Desa Giriwarno Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang.
Saat di Dusun Junjungan terjadi insiden ledakan bahan petasan bagi penggemar petasan direspon sebagai apes.
Disebut apes karena sudah mengetahui resikonya membuat dan menyimpan obat petasan.
Baca Juga: Fakta-fakta ledakan bahan petasan di Junjungan Magelang, sangat mengerikan, ini kondisinya
Resiko tersebut adalah tersulut api yang bisa mencelakai dirinya seperti mendapat luka bakar atau meledak yang mencederai dirinya bahkan bisa meninggal.
Bagi para pengrajin pembuat bahan petasan yang terpenting adalah berhati-hati seperti menghindari percikan api apalagi merokok.
Bagi beberapa warga Junjungan membuat bahan petasan adalah pekerjaan sampingan di bulan Ramadhan dan di bulan tertentu yang memerlukan petasan.
Resiko yang tinggi seakan terbayar dengan keuntungan yang didapatkan.
Berdasarkan keterangan sejumlah warga untuk 1 kg bahan petasan perlu modal sekitar Rp 100.000.
Bahan peledak yang sudah jadi, dijual pada pemesanan atau warga antara Rp 200.000 hingga Rp 300.000 per kilogram, disesuaikan dengan kualitas bahan.
Harga juga disesuaikan dengan kedekatan semakin dekat dengan pembuat biasanya harga lebih rendah karena dianggap sebagai pelanggan.
Baca Juga: Bahan Petasan Meledak di Dusun Junjungan Magelang, Seorang Warga Tewas, 11 Bangunan Rumah Rusak
Seperti halnya korban Mufid yang bahan petasan yang disimpan terbakar dan meledak. Selama ini ia dikenal dengan perajin bahan petasan.
Sumber-sumber setempat menyebut dalam satu Ramadhan mampu membuat lebih dari 30 kg bahan petasan. Bahan petasan itu disimpan di sebuah wadah di rumahnya.