HARIAN MERAPI - Dua penambang emas di Tatelu, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara terjebak di bawah tanah saat hujat lebat, Senin dini hari.
Keduanya terjebak di bawah tanah dengan kedalaman 40 meter.
Tim SAR gabungan akhirnya berhasil mengevakuasi kedua korban dalam kondisi meninggal dunia.
Baca Juga: Tentara Israel berada di Suriah di tengah pengunduran diri Bashar Assad, begini reaksi Presiden Iran
Sedang seorang lagi korban, berhasil dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia juga.
"SAR gabungan dari kantor SAR Manado, Polsek Dimembe, Koramil Dimembe, pemerintah desa, serta masyarakat penambang terlibat dalam proses evakuasi tersebut," kata Kepala Kantor SAR Manado, George M Randang di Manado, Senin.
Saat dilakukan asesmen, korban yang terjebak berada di lubang berkedalaman sekitar 40 meter.
Setelah lubang yang berisi air selesai dikuras, tubuh korban tertutup material sehingga proses evakuasi berjalan lebih lama.
Setelah melalui proses yang memakan waktu cukup lama, akhirnya pukul 00:55 Wita korban kedua berhasil dievakuasi, dan korban ketiga dievakuasi pada pukul 02:22 Wita.
Baca Juga: Sandra Dewi tak hadiri sidang sang suami di Pengadilan Tipikor Jakarta, ini sebabnya
"Semua korban sudah berhasil dievakuasi (tiga korban). Kami memberikan apresiasi kepada semua pihak yang ikut serta dalam proses evakuasi. Kami juga mengucapkan turut berduka cita kepada keluarga korban," ujar George.
Korban yang berhasil dievakuasi oleh SAR gabungan keduanya telah meninggal.
Sebelumnya, SAR gabungan telah berhasil mengevakuasi satu penambang, Ofke Watulingas (meninggal) yang terjebak dalam lubang di areal penambangan emas Desa Tetelu, pukul 01:20 Wita, Minggu dinihari.
Tiga orang penambang dilaporkan terjebak di dalam lubang tambang di Desa Tatelu, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara, pada Jumat (6/12), sekitar pukul 16:00 Wita.
Ketiga korban tersebut adalah Taufiq Popalo (26 tahun), Edwin Kawengian (38 tahun), dan Ofke Watulingas (44 tahun).
Baca Juga: Ada 20 titik bencana terdampak cuaca ekstrem, terbanyak longsor di wilayah Gedangsari