HARIAN MERAPI - Insiden ambrolnya jembatan kaca di Banyumas masih diselidiki aparat kepolisian setempat.
Akibat kaca jembatan pecah, seorang wisatawan tewas setelah terjatuh, sedang seorang lainnya luka-luka.
Untuk memastikan kronologi terjadinya insiden, petugas Inafis Polresta Banyumas mengambil rekaman kamera pemantau (circuit closed television/CCTV) di sekitar lokasi.
Baca Juga: Tes kesehatan tiga pasangan capres-cawapres, KPU umumkan hasil Jumat, ini prosesnya
Pantauan dari lokasi kejadian, petugas Inafis Polresta Banyumas mengambil digital video recorder (DVR) yang merupakan alat untuk memonitor dan merekam objek gambar yang nampak oleh kamera CCTV itu dari dalam loket masuk wahana jembatan kaca "The Geong" di kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus (HPL), Desa Limpakuwus, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu sore.
Setelah melepas DVR itu dari tempatnya, petugas Inafis langsung memasukkannya ke dalam kantong barang bukti dan membawanya ke Markas Polresta Banyumas di Purwokerto.
Saat hendak dikonfirmasi usai pengambilan rekaman kamera CCTV tersebut, Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Banyumas AKP Benny Timor Prasetyo enggan memberikan komentar.
"Besok saja ya, besok Laboratorium Forensik akan melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara)," katanya.
Baca Juga: KPU Sukoharjo terima logistik pemilu 2024, ini kiriman pertama
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Koperasi Hutan Pinus Limpakuwus Eko Purnomo mengatakan wahana jembatan kaca "The Geong" bukan bagian dari pengelolaan HPL.
Menurut dia, wahana jembatan kaca "The Geong" berada di lahan milik Kementerian Pertanian yang dikelola Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTUHPT) Baturraden, bukan di lahan milik Perum Perhutani yang saat ini dimanfaatkan untuk kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus.
Dalam hal ini, kata dia, pengelola "The Geong" bekerja sama dengan Kokarnaba yang merupakan koperasi milik BBPTUHPT.
"Pengelola 'The Geong' bekerja sama dengan kami hanya dalam hal parkir. Pengunjung membayar parkir di depan, kami yang menampung," katanya.
Baca Juga: Pasar Pingit Yogyakarta Semakin Ditinggal Pembeli, Pedagang Curhat Tak Sanggup Bayar Retribusi
Ia mengatakan wahana tersebut masuk ke kawasan wisata HPL sejak satu tahun silam namun mulai beroperasi resmi pada momentum Lebaran 2023 karena pembangunannya dilakukan secara bertahap.