HARIAN MERAPI - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta terus mendorong ekosistem digital sebagai pembangkit ekonomi masyarakat. Hal tersebut sekaligus untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
Seiring perkembangan teknologi, maka harus disikapi dengan pemanfaatan teknologi digital. Era digitalisasi diharapkan, maka terus dikembangkan karena melihat pergeseran tren dari sistem konvensional ke sistem digital.
Hal itu disampaikan Anggota Komisi B DPRD DIY, Dwi Wahyu Budiantoro menyikapi kemajuan UMKM di Yogyakarta.
Baca Juga: Bimsalabim, Satlantas Polresta Yogyakarta buka layanan bimbingan belajar gratis ujian SIM
"Kami berharap UMKM bisa menyesuaikan," kata Dwi dalam keterangan persnya, Kamis (10/11/2022).
Di era digitalisasi seperti sekarang ini, UMKM harus berinovasi dan terus proaktif dalam mengambil peluang kewirausahaan. Kalau hal tersebut tidak segera dilakukan, maka nantinya UMKM akan tertinggal.
"UMKM harus beradaptasi dan mengikuti perkembangan teknologi, agar dapat mencapai tujuan dari revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0, harus melibatkan digitalisasi yang menjangkau berbagai lapisan," jelasnya.
Baca Juga: Kreditur konkuren berencana ajukan gugatan, tolak kurator lelang aset apartemen Malioboro Park View
Tidak terkecuali sektor UMKM dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Untuk itu, UMKM harus berinovasi dan secara proaktif mengambil peluang dalam semangat kewirausahaan agar bisa bersaing di pasar global.
Di tengah situasi yang semakin membaik pasca Pandemi Covid-19, masyarakat terus berusaha dalam upaya recovery ekonomi. Upaya ini tentu harus menjadi konsen bersama agar recovery ekonomi di DIY, bisa segera bangkit.
"Perekonomian di DIY didominasi oleh UMKM, yakni sebesar 98,4 persen dan juga menyerap tenaga kerja mencapai 79 persen," tandasnya.
Baca Juga: Geger penemuan empat mayat di Kalideres Jakarta Barat
Salah satu implementasi digitalisasi system yang sudah berhasil di Tahun 2022, adalah penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) sebagai alat untuk transaksi jual beli bagi para pedagang Pasar Beringharjo.
Total ada sebanyak 5.280 pedagang di Pasar Beringharjo, 1.300 pedagang sudah menggunakan QRIS. Tahun ini sebanyak 4.000 pedagang di Pasar Beringharjo harus sudah menggunakan QRIS dalam melakukan transaksi jual beli.