PATI, harianmerapi.com - Petani kopi di wilayah Kecamatan Gunungwungkal Pati, seperti di Desa Jrahi, Gulangpongge dan Jepalo meraup. Meski cuaca tidak menentu, namun harga Kopi Robusta (coffea canephora) bertahan pada harga yang menguntungkan.
Seorang perangkat Desa Jrahi, Warto mengungkapkan harga kopi di daerahnya, mencapai Rp 25 ribu kering jemur, dan Rp 75 ribu untuk giling bubuk.
"Harga tersebut memberi keuntungan petani kopi" ujarnya, Sabtu (25/6/2022).
Dikatakannya, petani lereng utara Gunung Muria, umumnya menanam kopi jenis robusta. Hal ini dikarenakan, spesies kopi coffea canephora, bisa tumbuh secara bagus di daerah Kecamatan Gunungwungkal, yang berada pada diketinggian 400-700m DPL, serta keadaan temperatur 21-24° C.
Area kebon kopi di Desa Jrahi mencapai 120 hektare, dan yang berada di pekarangan rumah, jumlahnya sampai 12 hektare.
Baca Juga: Bukan Perokok Tapi Penikmat Kopi, Ini Efeknya Bagi Kesehatan Jantung
Untuk hasil kopi, biasanya dibeli para pengepul. Namun, ada juga petani yang menjual sendiri hasil kopinya keluar daerah.
Sementara itu, harga kopi di kawasan lereng Gunung Muria, cenderung stabil. Harga semakin membaik lantaran adanya permintaan kopi dari luar daerah. Namun petani tidak bisa cepat menjual kopinya, karena terbentur cuaca yang sering hujan. *
Artikel Terkait
Sejarah Kopi di Indonesia, Berkembang Berkat Tanam Paksa Pemerintah Kolonial Belanda
Novel Max Havelaar, Potret Pahit Sejarah Kopi di Indonesia
Selain Petani Kopi, Ini 3 Profesi di Dunia Kopi yang Sangat Penting
4 Jenis Kopi di Indonesia, Ternyata Bukan Cuma Kopi Arabika dan Robusta
Minum Kopi Tanpa Gula, Merontokkan Lemak dalam Tubuh
Tujuh Rempah Dikombinasikan dalam Segelas Kopi Herbal, Berikut ini Bahan Pilihannya