JOGJA, harianmerapi.com - Ketua Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, dr Gunadi SpBA PhD mengutarakan, varian Delta Plus atau AY.4.2 merupakan hasil mutasi alamiah yang terjadi pada virus termasuk SARS-CoV-2.
Namun demikian hasil mutasi tidak selalu lebih berbahaya.
“Sekali lagi AY.4.2 belum ada bukti yang menunjukkan lebih ganas ya ataupun lebih mudah menular dibandingkan varian induknya, varian Delta (B.1.617.2),” kata Gunadi dalam keterangannya, Senin (15/11/2021).
Baca Juga: Cegah Masuknya Varian Delta Plus, Pemerintah Perketat Perjalanan dari Luar Negeri
Gunadi menjelaskan, sampai saat ini belum ada bukti riset soal tingkat keganasan varian ini lebih berbahaya dari dari varian Delta.
“Otoritas Kesehatan Inggris juga baru menggolongkannya menjadi Variant Under Investigation, belum VOI ataupun VOC,” paparnya.
Meski varian ini berasal dari Inggris dan saat ini sudah terdeteksi di Malaysia, menurutnya pemerintah tetap harus memperketat perbatasan untuk mengantisipasi masuknya setiap varian baru.
”Sebetulnya pencegahan penyebaran varian apapun termasuk AY.4.2 sama. Mestinya pemerintah sudah antisipasi termasuk terkait perbatasan antar negara,” tegasnya.
Artikel Terkait
Bandara JBS Purbalingga Dipastikan Tetap Beroperasi, Ganjar Bilang Problemnya Hanya Aturan PCR
Terkait Biaya PCR Rp 300 Ribu, Anggota DPR Minta Agar Perintah Presiden Dilaksanakan
Wamenkes Sebut Harga PCR Rp 300 Ribu Masuk Akal, Pemerintah Tengah Siap-siap Turunkan Tarif
Pemerintah Tidak Akan Kucurkan Subsidi untuk Turunkan Tarif PCR. Menkes : Itu Sudah Cukup Murah
Harga Tiket Lebih Murah dari Biaya Tes PCR, Puan: Membebani Rakyat
Susi Pudjiastuti Pertanyakan PCR Indonesia yang Harganya Selangit Dibanding India yang Hanya Rp 96 Ribu
Prof Zubairi Djoerban Sebut Harga PCR Rp 300 Ribu Masih Terlalu Mahal, Beratkan Masyarakat
Tarif Baru PCR Mulai Berlaku, Sanksi Bagi Pelanggarnya Siap Menunggu
Syarat Tes PCR Penumpang Kereta Api Jarak Jauh Maksimal 3x24 Jam
Kontroversi Bisnis Tes PCR yang Melibatkan Menteri
Refly Harun Sarankan KPK Usut Dugaan Korupsi Tes PCR
Tanggapi Rencana Laporan ProDem Soal Bisnis PCR, Menko Marves Luhut Santai