Begini Awal Mula Varian Delta Masuk Kudus Menurut Bupati Hartopo

photo author
- Senin, 25 Oktober 2021 | 22:00 WIB
Ilustrasi COVID-19  ((Pixabay))
Ilustrasi COVID-19 ((Pixabay))

JAKARTA, harianmerapi.com - Bupati Kudus Hartopo menceritakan kebingungannya saat ada warganya terinfeksi Covid-19 varian Delta namun tidak diketahui asal penularannya.

"Dari hasil investigasi kita terkait masalah orang yang dengan adanya terkonfirmasi dengan varian Delta ini, kita langsung crosscheck langsung ke bawah, bahwa orang yang terinfeksi ini ternyata tidak pernah ketemu siapa-siapa, tidak pernah pergi ke mana-mana, maka hal seperti ini yang membuat kadang kebingungan kita semua," kata dia dalam webinar FMB 9 bertajuk "Cerita Kita Menghadapi Delta" yang diikuti di Jakarta, Senin (25/10/2021).

Ia menjelaskan saat itu Kabupaten Kudus menjadi wilayah yang dianggap menjadi pusat penyebaran varian Delta.

Baca Juga: Pulang dari Diklat Menwa Tinggal Nama, Tubuh Mahasiswa UNS Gilang Endi Saputra Ditemukan Penuh Luka

"Pada saat itu Kudus memang jadi tersangka, pada 12 Juni itu yang memang Covid-19 di sini kasusnya sampai 2.300 sekian, bahkan sehari pun di Kudus ini bisa mencapai angka sampai 500 kasus per hari, paling banyak itu angka kasus kematian pun bisa mencapai sampai 34 (orang, red.) per hari," katanya.

Fasilitas kesehatan juga kewalahan dalam menangani pasien yang berdatangan hingga beberapa pasien terpaksa dirawat di dalam mobil di luar gedung rumah sakit.

"Keterisian BOR rumah sakit pun hampir 100 persen pada saat itu, sampai UGD itu tidak bisa menerima untuk pasien lagi, karena overload," katanya.

Akibat situasi tersebut, banyak orang yang merasa takut untuk masuk Kudus.

Pihaknya bergerak cepat mengatasi situasi tersebut dengan melakukan konsolidasi dengan semua elemen masyarakat di Kabupaten Kudus, baik dari forkopimda, swasta, relawan, dan semua pemangku kepentingan.

Langkah yang diambil untuk mencegah penularan lebih lanjut di antaranya melakukan semi karantina wilayah dengan menyekat perbatasan wilayah, antara Kabupaten Kudus dengan kabupaten/kota di sekitarnya.

Baca Juga: Terungkap, Bumbu Sate Kiriman Nani Apriliani Positif Mengandung Sianida

"Juga diadakan random untuk antigen, yang artinya setiap orang yang masuk di Kudus itu harus betul-betul bebas Covid-19," katanya.

Untuk mencegah mobilitas masyarakat, pihaknya juga melakukan pemadaman penerangan di wilayah kota sejak sore hari.

"Jadi Kudus ini seperti ya bisa dikatakan angkerlah, seperti makam pada saat itu, untuk menghindari mobilitas," katanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB
X