Lewat Skema Kolaboratif, Yogya Targetkan Bedah 100 Rumah Tak Layak Huni hingga Akhir 2025

photo author
- Selasa, 25 November 2025 | 08:30 WIB
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo saat melihat kondisi rumah penerima bantuan program bedah rumah. (Foto: Dok. Pemkot Yogyakarta)
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo saat melihat kondisi rumah penerima bantuan program bedah rumah. (Foto: Dok. Pemkot Yogyakarta)

 

HARIAN MERAPI - Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo menegaskan bahwa program bedah rumah menjadi prioritas Pemkot Yogyakarta. Hingga November 2025, tercatat 67 rumah tidak layak huni (RTLH) telah berhasil direnovasi melalui skema kolaboratif.

Hasto menargetkan hingga akhir tahun jumlah RTLH yang direnovasi dapat mencapai 100 rumah. "Kami ingin memastikan seluruh warga Yogya tinggal di rumah yang aman dan layak. Target 100 RTLH tahun ini insyaallah bisa tercapai dengan dukungan semua pihak," tegasnya saat meninjau bedah rumah di Kemantren Umbulharjo, Minggu (23/11).

Baca Juga: Taru Martani Resmi Jalankan Gudang Pangan, Jual Komoditas Sembako dengan Harga Terjangkau

Menurutnya pogram bedah rumah ini merupakan bagian dari upaya pembangunan inklusif Pemkot Yogyakarta, yang fokus pada tata kota humanis dan peningkatan kualitas hidup masyarakat, terutama keluarga kurang mampu. Pihaknya menilai bahwa program bedah rumah tidak hanya soal renovasi fisik, tetapi juga membangun solidaritas antarmasyarakat.

"Dukungan lembaga, perangkat wilayah, dan pelaku usaha menunjukkan bahwa pembangunan sosial dapat berjalan lebih efektif melalui gotong royong," imbuhnya.

Ia berharap program ini terus berkesinambungan dan menjadi inspirasi bagi masyarakat maupun sektor swasta untuk terus membantu sesama.

Baca Juga: Bansos Dihentikan Sementara, 7.001 Penerima Manfaat PKH di DIY Terindikasi Terlibat Judol

Bedah rumah kali ini menyasar tiga rumah sekaligus di wilayah Kemantren Umbulharjo. Lokasi pertama adalah rumah milik Ratna Ismawati, warga Kampung Janturan, Warungboto. Kondisi rumah Ratna yang sebelumnya masuk kategori tidak layak huni kini mendapat bantuan renovasi dengan total anggaran Rp35 juta. Dana ini berasal dari KORPRI Kota Yogyakarta Rp25 juta, Mandiri Taspen Rp5 juta, dan Iuran perangkat pendamping dan warga sekitar Rp5 juta.

Hasto menyampaikan apresiasinya terhadap sinergi para lembaga yang terlibat. Menurutnya, kebersamaan menjadi modal penting dalam mempercepat penanganan rumah tidak layak huni di Kota Yogyakarta.

"Alhamdulillah, rumah Ibu Ratna bisa segera direnovasi berkat dukungan berbagai pihak. Ini bukti bahwa kepedulian sosial di Kota Yogya masih sangat kuat," ujar Hasto.

Baca Juga: PDAM Tirta Sembada Sleman perluas layanan, sambungan SPAM Regional hanya bayar Rp 50 ribu

Program berlanjut ke rumah kedua milik Sarwoko Rejowiyono di Kampung Sanggrahan, Semaki. Kemudian lokasi ketiga adalah rumah milik Suratmi, warga Muja Muju. Untuk dua rumah ini, bantuan renovasi datang dari pihak swasta yakni Pamela Swalayan, yang memberikan dukungan sebesar Rp20 juta untuk masing-masing rumah.

Hasto menegaskan, keterlibatan dunia usaha dalam program sosial seperti ini sangat membantu percepatan pembangunan di tingkat masyarakat. "Kami sangat berterima kasih kepada Pamela Swalayan yang sudah ikut berpartisipasi. Semakin banyak pihak terlibat, semakin cepat pula kita dapat mengentaskan RTLH di Kota Yogya," tambahnya.

Salah satu penerima program bedah rumah, Ratna Ismawati menunjukkan rasa syukur atas bantuan yang diberikan. Ia mengaku renovasi ini sangat berarti, mengingat keterbatasan ekonomi membuat perbaikan rumah menjadi hal yang sulit dilakukan tanpa dukungan pemerintah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X