GKR Hemas: Media berperan penting perkuat perjuangan perempuan menuju 1 Abad Kongres Perempuan

photo author
- Rabu, 17 Desember 2025 | 15:45 WIB
 Diskusi publik di Kantor DPD RI Yogyakarta  (Foto: Samento Sihono)
Diskusi publik di Kantor DPD RI Yogyakarta (Foto: Samento Sihono)

HARIAN MERAPI - Wakil Ketua DPD RI, GKR Hemas, menegaskan peran penting media dalam memperkuat gerakan perempuan, khususnya di Yogyakarta. Hal itu disampaikan dalam diskusi publik, Rabu (17/13/2025).

Mengusung tema 'Peran Media dalam Mendorong Gerakan Perempuan di Yogyakarta', yang digelar dalam rangka refleksi Hari Ibu dan menyongsong 1 Abad Kongres Perempuan Indonesia 1928–2028.

GKR Hemas menyampaikan bahwa hampir satu abad perjuangan perempuan Indonesia perlu menjadi momentum evaluasi bersama atas capaian dan tantangan yang masih dihadapi. Mulai dari ketimpangan ekonomi.

Keterwakilan politik, hingga kekerasan terhadap perempuan di ruang digital. Menurutnya, media tidak hanya berfungsi sebagai penyampai informasi, tetapi juga penjaga etika publik dan pendorong kesadaran kritis masyarakat.

Baca Juga: Dembele jadi pemain terbaik putra, Aitana Bonmati terbaik putri. Inilah daftar lengkap pemenang FIFA The Best Award 2025

"Media menentukan isu mana yang harus didahulukan dan bagaimana masyarakat memandang gerakan perempuan. Karena itu, media harus menjadi penjaga kepentingan publik," tegasnya.

Ia mengingatkan pentingnya literasi digital agar perempuan mampu memilah informasi, berani menyuarakan kebenaran, serta berperan aktif dalam perubahan sosial.

"Gerakan perempuan harus berjalan seiring dengan kebijakan yang adil dan dukungan media yang bertanggung jawab," ujarnya, di Kantor DPD RI Yogyakarta.

GKR Hemas berharap Yogya kembali menjadi ruang lahirnya gagasan dan gerakan perempuan yang inklusif. Melibatkan perempuan dan laki-laki dalam kerja bersama demi keadilan dan kesejahteraan perempuan menuju Indonesia Emas 2045.

Baca Juga: Begini formula kenaikan upah baru yang diteken Presiden Prabowo

"Kalau kita hanya terus berbicara tanpa solusi konkret, maka kemajuan bagi perempuan tidak akan tercapai. Menuju 100 tahun gerakan perempuan Indonesia, kita harus berani melakukan perubahan," jelasnya.

Diskusi juga menghadirkan dua narasumber lainnya, diantaranya Jurnalis tempo Shinta Maharani dan Prof. Alimatul Qibtiyah guru besar fakultas dakwah, komunikasi, pakar studi gender.(*)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X