GKR Mangkubumi soroti maraknya hoaks dan bullying di media

photo author
- Kamis, 11 Desember 2025 | 20:25 WIB
PWI DIY audiensi dengan GKR Mangkubumi (Foto: Istimewa)
PWI DIY audiensi dengan GKR Mangkubumi (Foto: Istimewa)

HARIAN MERAPI - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan silaturahmi dengan Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi di Yogyakarta, Kamis (11/12) di Gedung Punakawan Jalan KH Ahmad Dahlan.

Pertemuan tersebut berlangsung hangat dan diisi dengan dialog mengenai kondisi dan tantangan dunia pers di tengah derasnya arus informasi digital.

Audiensi dipimpin Ketua PWI DIY Drs H Hudono SH Bersama Ketua Dewan Kehormatan PWI DIY, Anton Wahyu Prihartono MSiKom. Hadir pula dari PWI DIY, Primaswolo Sudjono, Swasto Dayanto dan Agus Susanto.

Ikut mendampingi GKR Mangkubumi, M Irsyad Thamrin SH MH. Pertemuan tersebut banyak berdiskusi tentang perkembangan pers dan pandangan terkait dinamika jurnalistik di Yogyakarta.

Baca Juga: Penyelidikan kecelakaan mobil MBG di SDN Kalibaru 01, Cilincing, Jakarta Utara harus dilakukan transparan

Dalam dialog, Putri Sulung Sultan Hamengku Buwono X mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi ruang informasi saat ini. Ia menilai bahwa banyak konten media, terutama di platform digital, tidak lagi mengedepankan etika dan edukasi.

“Sekarang sering kita jumpai informasi yang mengarah pada bullying, fitnah, dan hal-hal yang tidak sehat. Apalagi dari media sosial, hoaks itu beredar cepat dan sulit dibendung,” ujarnya.

Ia menilai budaya konsumsi informasi masyarakat berubah drastis, namun tidak semua pihak mampu beradaptasi dengan bijak. Kondisi ini, menurutnya, menuntut pers untuk memainkan peran lebih kuat dalam memberikan rujukan informasi yang berkualitas dan beradab.

Menanggapi hal tersebut, Hudono menegaskan bahwa PWI DIY akan memperkuat fungsi edukasi dan literasi publik melalui jurnalisme yang berpijak pada fakta. Ia menyoroti pentingnya profesionalisme wartawan serta independensi media, terutama ketika tekanan disinformasi semakin meningkat.

Baca Juga: Warga mabuk bikin onar di Banyumeneng, Polsek Gamping bertindak cepat amankan pelaku

“PWI DIY ingin menjadi bagian dari upaya membangun ekosistem informasi yang sehat, memberikan contoh praktik jurnalistik yang berintegritas, dan menjadikan Yogyakarta sebagai rujukan etika pers,” kata Hudono.

Menurutnya, tantangan terbesar saat ini bukan hanya akurasi informasi, tetapi juga menjaga media dari kecenderungan menjadi alat perundungan atau pembentuk opini yang tidak sehat.

Diskusi Budaya Informasi Baru

GKR Mangkubumi juga menyinggung bagaimana generasi muda mengonsumsi informasi melalui pola yang cepat dan instan. Ia menilai perlu ada perhatian khusus dari kalangan pers untuk melakukan pendekatan edukatif yang lebih kreatif.

“Kalau literasi media tidak diperkuat, maka ruang publik kita bisa dipenuhi hal-hal yang menyesatkan. Media harus ikut meluruskan,” tambahnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X