HARIAN MERAPI - Pasar crypto kembali mengalami tekanan besar pada awal November 2025. Dalam 24 jam terakhir, total kapitalisasi pasar aset digital merosot hingga US$150 miliar, turun dari US$3,50 triliun menjadi US$3,35 triliun.
Koreksi tajam ini dipicu oleh kekhawatiran atas melemahnya kondisi finansial global dan meningkatnya ketidakpastian ekonomi makro. Bitcoin turun di bawah US$100.000 untuk pertama kalinya dalam tiga bulan terakhir, sedangkan SPX690, salah satu altcoin yang sebelumnya populer, jatuh 12% dalam sehari.
Penurunan ini menjadi pukulan berat bagi pelaku pasar crypto trading, terutama investor yang mengandalkan strategi jangka pendek berbasis analisis teknikal. Untuk itu, ke depannya kamu juga harus melakukan analisa fundamental dan teknikal.
Baca Juga: Pelantikan lima Kepala OPD Pati diwarnai banyak kejutan
Banyak pengguna yang memantau harga melalui apk trading crypto yang mencatat peningkatan volatilitas ekstrem, menandakan bahwa pasar sedang berada dalam fase penyesuaian besar sebelum menemukan arah baru.
Terdapat beberapa platform yang telah mendukung trading futures crypto di Indonesia yang menyediakan fitur leverage dan fitur charting yang lengkap serta cocok untuk trader profesional salah satunya Pintu Futures dan beberapa platform crypto lain.
Pintu Futures adalah fitur trading derivatif di aplikasi Pintu yang memungkinkan pengguna untuk memperdagangkan kontrak berjangka aset crypto dengan leverage hingga 25x.
Dengan antarmuka yang simpel, dukungan leverage tinggi, stop order, limit order, serta biaya trading kompetitif, Pintu Futures cocok untuk trader pemula maupun profesional.
Baca Juga: YSPN Dorong Regenerasi Petani Lewat Program Ketahanan Pangan Berbasis Sekolah
Kapitalisasi Pasar Crypto Menyusut Tajam
Dalam waktu kurang dari dua hari, total nilai pasar aset crypto global kehilangan sekitar US$150 miliar. Data dari TradingView menunjukkan bahwa indikator yang mewakili seluruh kapitalisasi aset digital kini menetap di level US$3,35 triliun.
Penurunan ini menandai koreksi terbesar sejak Februari 2025, ketika gejolak ekonomi global juga sempat memicu aksi jual besar-besaran. Analis menilai, koreksi kali ini tidak hanya disebabkan oleh faktor internal pasar, tetapi juga oleh tekanan eksternal seperti kenaikan imbal hasil obligasi AS dan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi Tiongkok.
Kondisi ini membuat investor global mengalihkan dana mereka ke aset yang lebih aman seperti dolar AS dan emas, meninggalkan pasar berisiko termasuk crypto.
Baca Juga: Disperinnaker Salatiga targetkan usulan UMK 2026 rampung 27 November
Jika tekanan ini terus berlanjut, kapitalisasi pasar berpotensi menembus zona support US$3,31 triliun, dan bahkan bisa menguji titik rendah baru di US$3,21 triliun.
