Namun, di sisi lain, pemulihan kepercayaan investor dapat memicu rebound cepat menuju US$3,43 triliun atau lebih, terutama jika likuiditas mulai kembali ke pasar altcoin besar seperti Ethereum, Solana, dan Avalanche.
Bitcoin Kembali di Bawah US$100.000
Fokus utama pasar saat ini tentu saja tertuju pada Bitcoin. Setelah sempat bertahan di atas US$105.000 selama beberapa pekan, harga Bitcoin akhirnya tergelincir di bawah batas psikologis US$100.000, level penting yang telah menjadi area pertahanan sejak Agustus lalu.
BTC sempat menyentuh titik terendah US$98.944, sebelum sedikit pulih dan stabil di sekitar US$101.477. Namun, penurunan ini menunjukkan bahwa tekanan jual belum benar-benar mereda.
Data on-chain mengindikasikan peningkatan signifikan dalam volume BTC yang diperdagangkan dalam kondisi rugi, mengonfirmasi bahwa investor jangka pendek mulai melakukan panic selling.
Pola teknikal juga memperkuat sentimen bearish. Grafik harian menunjukkan pembentukan formasi head-and-shoulders yang telah dikonfirmasi, membuka risiko penurunan lanjutan menuju US$95.000 jika tekanan jual meningkat.
Namun, jika investor institusional mulai melakukan akumulasi di kisaran US$100.000, peluang rebound ke US$105.000–US$107.000 tetap terbuka.
SPX690 Anjlok Setelah Death Cross
Di antara altcoin utama, SPX690 (SPX) menjadi sorotan karena penurunan tajam mencapai 12% dalam 24 jam terakhir. Token yang sempat naik daun sebagai meme coin generasi baru itu kini diperdagangkan di sekitar US$0,639, turun signifikan setelah membentuk pola teknikal berbahaya, yaitu Death Cross, ketika garis rata-rata pergerakan jangka pendek melintasi ke bawah garis jangka panjang.
Formasi ini biasanya menandakan fase pelemahan lanjutan. Jika tren ini berlanjut, SPX berisiko turun di bawah US$0,590, bahkan menguji level support US$0,507. Sebaliknya, jika tekanan jual mulai berkurang dan volume beli meningkat, SPX bisa mencoba rebound menuju resistance US$0,817, meskipun prospeknya masih rapuh.
Kondisi SPX menjadi contoh nyata bagaimana volatilitas ekstrim dapat mempengaruhi nilai aset dalam waktu singkat. Analisis teknikal yang cermat dan manajemen risiko yang disiplin menjadi kunci utama untuk menghadapi pasar yang bergejolak seperti sekarang.
Faktor Eksternal: Ekonomi Global dan Regulasi
Koreksi besar kali ini tidak bisa dilepaskan dari tekanan ekonomi global. Beberapa faktor yang memperburuk sentimen meliputi:
1. Kenaikan suku bunga oleh bank sentral utama yang menekan minat terhadap aset berisiko.
2. Ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang mendorong lonjakan harga minyak dan memperburuk inflasi global.