HARIAN MERAPI - Sebanyak 17 kiai Nahdatul Ulama (NU) dari sejumlah pondok pesantren perwakilan kabupaten/kota di DIY menggelar doa bersama menghadapi Pemilu 2024 di halaman Pondok Pesantren An Nur Dusun Ngrukem Kalurahan Pendowoharjo Kapanewon Sewon Kabupaten Bantul, Selasa (16/1/2024).
"Dalam memilih presiden dan wakil presiden kita jangan fanatik dengan satu golongan, karena presiden adalah pemimpin semua rakyat dan golongan. Tetapi yang harus menjadi ukuran dalam memilih presiden dan wakil presiden adalah apakah dia cakap, jujur, amanah, merakyat agamis atau tidak," ujar KH Yasin Nawawi, Pengasuh Ponpes An Nur Ngrukem kepada wartawan usai doa bersama.
Diterangkan, pesta demokrasi dalam Pemilu 2024 adalah ajang rakyat Indonesia memilih wakil rakyat serta presiden dan wakil presiden 2024-2029.
Baca Juga: Nekat Mencuri di Warung Tetangganya Sendiri, Ulah Pemuda Ini Terekam CCTV
Tantangan Indonesia di masa depan makin kompleks, khususnya dalam menyambut Indonesia Emas 2045.
Untuk itu, memilih pemimpin bangsa yang kuat, berkarakter dan visioner adalah keniscayaan di tahun 2024 ini.
Rakyat makin cerdas untuk menentukan pemimpin terbaik untuk Indonesia tercinta.
Baca Juga: Soal Kelanjutan Objek Wisata Jembatan Kaca Tinjomoyo, Ini Kata Wali Kota Semarang
Pemilu 2024 ini merupakan amanat untuk melanjutkan gerak langkah perjuangan untuk merealisasikan cita-cita para pendiri bangsa.
Jangan sampai ada kecurangan, jangan sampai hukum diinjak-injak.
Menegakkan moralitas dan hukum di Indonesia harus jadi kunci utamanya.
Kyai Yasin Nawawi mewakili para kyai yang hadir juga berharap agar para pejabat dan aparat untuk dapat menjaga netralitas dalam pelaksanaan pemilu 2024.
Banyak indikasi yang terjadi di akar rumput menampakkan tidak netralitas para pejabat publik.
Baca Juga: Operasi 14 Hari, Satlantas Polres Sukoharjo Amankan 496 Sepeda Motor Pakai Knalpot Brong
Hal ini sangat berbahaya di masyarakat karena akan menyebabkan rusaknya proses demokrasi di Indonesia.