harianmerapi.com - Cerita hidayah pemimpin yang Zalim sampai pada kilas balik kehidupan Puma si pembunuh Lola yang tak lain adalah istrinya sendiri.
Sebagai anak pemuka masyarakat yang terpandang di kampung, Puma sudah terbiasa hidup berkecukupan dan semua yang ia inginkan pasti terwujud.
Hal itu membuat Puma jadi egois di antara teman-temannya. Ia acap kali mengamuk jika ada yang mengalahkan dirinya dalam hal tertentu.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 1: Kepala Desa Meninggal Mendadak secara Misterius, Warga pun Geger dan Heboh
Termasuk di sekolah, Puma menganggap orang yang mendapat nilai bagus dianggapnya sebagai musuh yang harus disingkirkan.
Sikap ini sering berbenturan dengan kenyataan, bahwa memang banyak anak lain yang lebih pandai dibanding dirinya.
Jika sudah begitu, maka Puma pun nekat melakukan hal-hal negatif. Salah satunya adalah dengan pelarian melakukan minum minuman keras hingga mabuk.
Meski masih remaja, Puma dikenal sebagai ketua geng yang suka berbuat onar dan mabuk.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 2: Suara Pro dan Kontra Muncul Setelah Kepada Desa Meninggal Mendadak
Maksudnya untuk menunjukkan bahwa dirinya seorang jagoan sehingga ditakuti oleh orang lain. Namun di mata Lola, tingkah polah Puma justru membuat ia semakin menjauh.
Lola jadi takut dan risih setiap kali didekati Puma. Kebetulan saat SMA mereka di sekolah yang sama, sehingga mau tidak mau setiap hari bertemu.
Sekolah mereka termasuk cukup bagus. Ketika itu Lola bisa masuk karena memang pandai. Sedang Puma gagal lolos seleksi,
Namun karena kekayaan yang dimiliki orang ua, maka mereka bisa memaksakan pihak sekolah agar meloloskan Puma juga.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 3: Warga Memilih Calon Pemimpin Baru, Muncul Nama-nama sebagai Jago
Ternyata di kelas Puma memang sulit mengikuti pelajaran. Hal itu dikarenakan sikap semau gue yang biasa dilakukan sejak kecil.