harianmerapi.com - Kadang orang harus berbohong demi kebaikan. Seperti itu pula yang terpaksa dilakukan Dirga ketika berbicara dengan istri yang tengah sekarat.
Setelah meletakkan jasad Sonya di tempat yang dianggap paling layak, Dirga segera bergegas menuju ke arah bagian dalam rumahnya.
Di antara reruntuhan atap, Dirga mencoba mencari posisi istrinya sambil memanggil-manggil. "Mama...mama...mamaa..."
Baca Juga: Lima Keistimewaan yang Dimiliki Seorang Perempuan di Mata Islam
Sampai beberapa saat tidak ada jawaban yang didengar Dirga. Dari posisi kamar tidur, tak ditemukan sosok istrinya.
Ia pun ingat kebiasaan Hastri, ibu dari Sonya, yang selalu bangun pagi-pagi sekali kemudian setelah salat Subuh mempersiapkan segala sesuatunya di dapur.
Benar dugaan Dirga. Setelah menyingkirkan beberapa barang, akhirnya ia melihat ujung sebuah kaki.
"Mama," teriak Dirga sambil terus berusaha menyibak barang-barang yang telah menindih tubuh istrinya.
Sesaat Dirga merasa bersyukur ketika melihat kondisi tubuh Hastri yang masih utuh meski terlihat seperti orang sekarat karena penderitaan yang amat sangat.
Dari urat nandinya juga menunjukkan ia masih hidup, namun rupanya masih belum sadarkan diri. Ditepuk-tepuknya pipi Hastri pelan-pelan, untuk menyadarkan dirinya sambil terus menyebut namanya.
Dirga pun sangat gembira ketika melihat istrinya mulai bereaksi. Hastri sudah bisa mulai membuka matanya. "Papa..." kata Hastri dengan sangat pelan.
"Iya, ini Papa. Mama yang kuat ya," sahut Dirga dengan bersemangat.
Kondisi Hastri sepertinya sangat lemah, sehingga ia tak bisa banyak berkomunikasi. Hanya air matanya yang melelh di pipinya.