harianmemrapi.com - Manusia hanya bisa ikhtiar namun semua berpulang pada kehendak Allah SWT. Dirga pun sudah berjuanng semampu yang dimiliki untuk menyelamatkan nyawa sang anak.
Di antara rasa panik dan bingung, Dirga hanya bisa berteria-teriak: "Tolooong....tolooong....".
Tapi tak ada satu pun orang yang mendekat. Ternyata semua orang sedang mengalami masalah yang sama, kebingungan dan tak tahu apa yang harus diperbuat.
Baca Juga: Beberapa Kelebihan Umat Islam dalam Menjaga Keserasian dan Keseimbangan Hidup
Yang selamat hanya bisa menyaksikan sanak famili mereka mengerang kesakitan, merasakan penderitaan luka-luka akibat tertimpa sesuatu.
Akhirnya mereka hanya bisa melakukan apa yang sekiranya bisa dilakukan sesuai dengan insting masing-masing.
Beruntung hari sudah mulai terang, sehingga orang bisa melihat situasi sekitar dengan jelas. Namun hal itu juga membuat mereka bisa melihat pemandangan yang sangat mengerikan.
Lingkungan yang sehari sebelumnya terlihat indah dan rapi, sekarang sudah tidak berwujud sama sekali.
Rumah-rumah yang kelihatannya kokoh pun tak sanggup menahan goncangan gempa. Kalau pun temboknya masih utuh, maka atapnya yang roboh. Bahkan ada yang seluruh bangunan menjadi rata dengan tanah.
Dirga masih berjuang untuk menyelamatkan nyawa anaknya, dengan memberikan tempat yang sekiranya paling nyaman.
Tapi ia melihat Sonya sudah dalam kondis yang sangat kritis. Anak kecil itu berusaha untuk berkomunikasi dengan ayahnya, namun fisiknya sudah tidak mendukung sama sekali.
Dirga pun hanya bisa menyaksikan badan mungil itu kian melemas. Ia sama sekali tak kuasa untuk berbuat sesuatu.
Sampai akhirnya badan yang dipeluknya itu terasa tidak beraksi. Dirga serasa tak percaya, putri kesayangannya kini terkulai tak berdaya di pangkuannya.