harianmerapi.com - Malam Jumat Kliwon di tengah hutan karet rasanya menyeramkan. Berani lewat, maka risikonya ketemu hantu perempuan menyeramkan yang menggendong bayi.
"Yakin kamu mau pulang ke rumah istrimu?" tanya Wawan pada Memet.
"Ya iyalah," jawab Memet mantap.
"Ini sudah jam 11 malem loh, yakin kamu lewati sepanjang hutan karet itu?" Wawan memastikan dengan nada meledek.
Baca Juga: Berbagai Pola Perilaku Agresif Remaja, Salah Satunya Agresi Fisik Bertujuan Merugikan Seseorang
"Ah, biasa saja cuma hutan karet doang," kata Memet dengan penuh percaya diri.
"Nanti ada yang bonceng loh, ini kan malem Jumat Kliwon," ledek Wawan.
"Ha ha biar nanti aku tarik ongkos, itung-itung sampingan ngojek," jawab Memet sambil menstater motor dan meninggalkan Wawan di parkiran pabrik tempat dia kerja.
Hari itu dia masuk sift siang jadi jam kerjanya sampai pukul 11 malam.
Baca Juga: Cerita Hidayah Berkah Orang Pandai Mensyukuri Nikmat Akhirnya Mampu Melaksanakan Impiannya Naik Haji
Sebulan yang lalu Memet menikah, dan sejak itu dia tinggal di rumah istrinya. Sejak itulah setiap hari dia harus melewati hutan karet yang panjang ketika berangkat atau pulang kerja.
Memang jalanan di hutan karet itu sejauh ini aman-aman saja. Belum pernah ada kabar kejadian kriminal.
Tapi kalau sudah malam begini suasana akan terasa berbeda. Sepanjang perjalanan hanya pohon-pohon karet, seperti masuk dalam gua karena gelapnya malam.
Sebentar lagi sudah sampai gapura desa, batin Mamet. Digeber motornya karena sudah tak sabar sampai di rumah.
Tiba-tiba, blup! Mesin motornya mati. Ah, apalagi ini batin Memet. Motor masih baru, apalagi siang tadi sebelum berangkat kerja bahan bakar di isi penuh.