Ki Ageng Makukuhan Alias Sunan Kedu 7: Mengajari Bercocok Tanam dan Beribadah dengan Contoh Langsung

photo author
- Kamis, 9 Desember 2021 | 16:45 WIB
Ki Ageng Makukuhan mengajari warga untuk bercocok tanam. (Ilustrasi Pramono Estu)
Ki Ageng Makukuhan mengajari warga untuk bercocok tanam. (Ilustrasi Pramono Estu)

harianmerapi.com - Di lereng Gunung Sindoro sisi barat ada sebuah desa bernama Garung. Kala itu, di sekitar desa Garung masih berupa hutan belantara. Warga desa ini masih banyak yang belum memiliki ketrampilan bertani.

Untuk mencukupi kebutuhan pangan, mereka berburu ke hutan yang kala itu masih banyak hewan dan tumbuh-tumbuhan yang bisa dimakan.

Ki Ageng Makukuhan melihat, desa ini sebetulnya sangat cocok untuk menanam padi. Karena tanah vulkanis di lereng gunung Sindoro ini sangat subur dan banyak mata air yang mengalir tiada henti sepanjang tahun yang dapat untuk mengairi sawah.

Baca Juga: Cerita Horor Begal Kena Batunya, karena Korban yang Jadi Sasaran Ternyata Hantu Sundel Bolong

Sunan Kedu menyampaikan keinginannya kepada warga desa Garung, agar mereka mau bertani dengan menanam padi. Keinginan itu diterima warga desa Garung dengan senang hati.

Warga desa Garung bergotongroyong membuka hutan, membuat lahan sawah dan tegalan. Kala itu, warga desa Garung banyak yang memeluk agama Hindu dan agama Budha.

Karena masa itu jaman Kerajaan Majapahit yang mempengaruhi dalam setiap nafas kehidupan masyarakat. Mereka belum tahu sama sekali tentang agama Islam.

Baca Juga: Tidak Ada Mantan Anak 15: Bayang-bayang Masa Lalu Ketika Mengabaikan Anak dan Istri Demi Janda Kembang

Dalam melaksanakan syi’ar agama Islam, Sunan Kedu menerapkan petunjuk Sunan Kalijaga dengan diawali mengajarkan kepada mereka cara bercocok tanam.

Pekerjaan membuka hutan dan menanam padi untuk pertama kalinya merupakan pekerjaan yang tidak ringan. Pekerjaan ini membutuhkan banyak tenaga kerja dan juga perlu perhitungan cermat.

Ketika orang-orang desa Garung sedang beristirahat melepas lelah, Ki Ageng Makukuhan memanfaatkan kesempatan itu. Ki Ageng Makukuhanu mendekati salah seorang di antara mereka, dengan wajah ramah bertanya, “Paman, tunjukkan kepada saya, di mana ada sumber air yang jernih”.

Baca Juga: Ibu Tak Sengaja Makan Ikan Hidup dan Kiat Jitu Menghilangkan Binatang Tengu di Kemaluan Anak

Orang itu menjawab, “Agak jauh dari tempat ini ada pancuran air yang jernih airnya. Mari saya antarkan Ki Ageng”.

Dengan diikuti bebeapa orang, Ki Ageng Makukuhan pergi mencari sumber air itu. Tiba di sumber yang airnya jernih, Ki Ageng Kedu berwudu.

Dia melakukannya dengan tenang, dengan harapan agar apa yang dilakukannya itu diperhatikan oleh orang-orang yang mengantarkannya. Selesai berwudu, Ki Ageng Makukuhan kembali ke tempat semula.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X