Ki Ageng Makukuhan Alias Sunan Kedu 3: Meninggalkan Istri yang Tengah Hamil Demi Tugas Suci

photo author
- Selasa, 30 November 2021 | 09:13 WIB
                  Makam Bah Beo dan Bah Gedruk.              (Dok. Amat Sukandar)
Makam Bah Beo dan Bah Gedruk. (Dok. Amat Sukandar)

harianmerapi.com - Pada suatu hari, Syeh Maulana Gharibi menggelar ‘Khataman’, suatu acara yang digelar untuk menandai santri sudah tamat dalam mengaji kitab suci Al Quran. Syeh Maulana Gharibi berdiri di hadapan para santri untuk memberi bermacam-macam nasehat.

Syeh Maulana Gharibi berpesan, kelak bila daerah ini sudah makmur agar diberi nama ‘Sukorejo’. Karena padepokan ini telah dapat memberikan rasa senang dan kemakmuran bagi warga pedesaan di sekitarnya.

Pemberian nama ini pada hari Kamis Pahing tahun 1386 Be/Masehi. Usai upacara Khataman Ki Jenggot Putih berpamitan kepada Syeh Maulana Gharibi sekeluarga, karena akan melanjutkan perjalanannya.

Baca Juga: Misteri Sosok Perempuan Mirip Ibu yang Mengenakan Mukena di Kamar

Sebelum mereka berangkat, Syeh Maulana Gharibi menyampaikan pesan kepada Jaka Teguh agar ikut mendukung dan melaksanakan tugas suci yaitu menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa. Jaka Teguh sanggup melaksanakannya.

Ki Jenggot Putih menyarankan Jaka Teguh agar menemui Sunan Kalijaga, untuk mendapatkan bekal tekad dan petunjuk dari sunan dalam melaksanakan tugas suci menyiarkan agama Islam.

Jaka Teguh selau teringat pesan itu yang selalu terngiang-ngiang di telinganya, “Jaka Teguh, kamu mempunyai tugas yang berat. Dan tugas ini tidak dapat kamu anggap ringan. Namun, ini merupakan tugas suci.

Baca Juga: Tiga Saudara Bernama Desy Ratnasari dan Pengin Cucu Laki-laki untuk Diajak Ngarit

Wujud tugas besar ini yaitu kamu harus ikut melaksanakan dan mendukung tersebarnya agama Islam di Tanah Jawa. Sebelum kamu memulai karya agung ini terlebih dahulu kamu mohon doa restu kepada Kanjeng Sunan Kalijaga.”

Jaka Teguh merasa bimbang, karena isterinya sedang mengandung empat bulan. Kalau mematuhi perintah sang guru, artinya dia harus berpisah dengan isteri tercinta.

Namun, kalau Jaka Teguh terus berada di padepokan, bagaimana dengan tugas suci yang diperintahkan gurunya. Setelah dipertimbangkan dengan hati bening, Jaka Teguh akan melaksanakan perintah gurunya dengan sepenuh hati.

Baca Juga: Rumahku Bukan Surgaku 25: Menunda Menggauli Istri Hingga Kelahiran Anak

Jaka Teguh menghadap mertuanya, dengan sikap yang penuh sopan santun Jaka Teguh dan menyampaikan maksud dan tujuannya. Syeh Maulana Gharibi tidak keberatan bahkan mendorong dan merestuinya.

Demikian pula isterinya, Sri Lintang Kedhaton, merelakan suaminya untuk melaksanakan tugas luhur meski hatinya sangat berat akan ditinggal suami tercinta. Jaka Teguh berpamitan kepada istrinya.

Betapa sedih hati isterinya ditinggal sang suami. Syeh Maulana Gharibi tidak tega melihat Jaka Teguh berangkat sendirian. Dia memerintahkan dua orang santrinya untuk menemani Jaka Teguh, Bah Beo dan Bah Gedruk.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X