harianmerapi.com - Sampai di daerah Sirandu, Makukuhan sudah kehabisan tenaga, tidak mampu berlari lagi.
Dia berhasil ditangkap perajurit Gagak Lodra. Makukuhan tidak bisa berkutik dan melawan, dia hanya pasrah dan merasa ajalnya akan tiba.
Sekujur tubuh Makukuhan penuh luka. Ketika Gagak Lodra dan perajuritnya menghajar Makukuhan, tiba-tiba ada suara tanpa rupa yang tidak diketahui asalnya.
Baca Juga: Rumahku Bukan Surgaku 24: Menangkap Ikan Air Tidak Keruh
Suara itu memaki dan menantang Gagak Lodra dengan tembang Dandanggula:
Gagak Lodra kang ngaku prajurit
Nyata sira mung anggunggung karsa
Mlasara pepadhane
Yen nyata sira iku
Sraya king nagri Majapahit
Aja sira anggembela
Adhepana ingsun
Ingsun tan bakal lumayu
Hangadhepi manungsa lir sana sunu
Kuru tur tanpa bayu
Gagak Lodra dan para perajuritnya merasa heran. Keheranannya itu membuat dia kendor menyakiti Makukuhan. Mereka mencari arah sumber suara. Tanpa diduga ada kelebat bayangan putih yang secepat kilat menyambar dan membawa Makukuhan yang sudah tak berdaya itu.
Baca Juga: Misteri Sosok Perempuan Mirip Ibu yang Mengenakan Mukena di Kamar
Bayangan putih itu musnah bersamaan dengan hilangnya Makukuhan dari tempat itu. Gagak Lodra dan perajurit pengikutnya sangat terkejut dengan kejadian yang serba cepat itu.
Meski dicari di semua tempat di sekitarnya, Makukuhan tidak ditemukan. Gagak Lodra sangat marah dan mendongkol hatinya.
Artikel Terkait
Ritual Tepung Alam Eling Purwa 1: Memperingati Sebelas Tahun Erupsi Merapi 2010
Ritual Tepung Alam Eling Purwa 2: Bermakna Mengenal Sifat dan Tanda-tanda Alam Sekitar Gunung Merapi
Ki Ageng Makukuhan Alias Sunan Kedu 1: Ditangkap Prajurit Gagak Lodra dari Negeri Capit Urang