harianmerapi.com - Meletusnya Gunung Merapi dalam pandangan warga Penghayat Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa ’Pahoman Sejati’ tidaklah seberapa bila dibandingkan dengan ’meletusnya’ akhlak manusia sekarang ini.
Karena kini banyak manusia serakah yang maunya menang sendiri dan tidak bisa rukun.
Hal inilah yang membuat keadaan negara selalu kisruh. Menurut sesepuh ‘Pahoman Sejati’, Ki Reksajiwa, batu dan pasir yang dimuntahkan dari kawah Merapi ketika meletus beberapa waktu yang lalu bukanlah bencana, tetapi merupakan berkah dan anugerah yang membawa rezeki yang harus disyukuri.
Baca Juga: Rumahku Bukan Surgaku 7: Merajut Kembali Keharmonisan Keluarga
Sementara Gunung Merapi (juga Merbabu) haruslah tetap dijaga kelestarian alamnya, bukannya dirusak hanya untuk kekayaan sesaat.
Ketika Gunung Merapi meletus warga sekitarnya harus menyingkir sementara untuk menghindari bencana, tetapi tidak meninggalkannya.
Warga Penghayat Kepercayaan Kejawen ”Pahoman Sejati” percaya bahwa mereka mempunyai ’Pangayom Supranatural’ yaitu Kyai Sapujagad, salah satu makhluk gaib yang berada di Gunung Merapi.
Baca Juga: Minum Es Dawet Kumpulan Sisa-sisa dan Lomba Pidato di Acara Resepsi Pernikahan
Kyai Sapujagad ini menurut keyakinan warga Kejawen ’Pahoman Sejati’ selalu setia mengasuh dan memberi perlindungan kepada warga dusun Wonogiri Kidul desa Kapuhan Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang.
Para penjaga kawah Merapi adalah Kyai Rajadewa, Umar Madi, Umar Maya dan Raden Panglapa.
Sedangkan cikal bakal dusun Wonogiri, menurut kepercayaan mereka adalah Ki Banjarsari dan isterinya Nyi Sirih Wangi.
Baca Juga: Cerita Horor Penjual Bakmi Jawa yang Dilarisi Rombongan Makhluk Gaib
Ki Banjarsari adalah salah seorang pengikut R. Panji, bangsawan dari Kerajaan Majapahit ketika berkelana di daerah kaki Gunung Merapi.
Sukisno, seniman setempat, menjelaskan ritual tradisional ‘Tepung Alam, Eling Purwa’ dilaksanakan untuk memperingati dan mengenang kembali ‘Dasa Eka Warsa’ (sebelas tahun) peristiwa letusan hebat Gunung Merapi tahun 2010.
Acara khusus ini digelar pada hari Jumat Kliwon tanggal 5 Nopember 2021 di Grojogan sungai Pabelan desa Kapuhan.