DENGAN modal kesabaran dan ketekunan, pasti akan berbuah manis. Yono merasakan sendiri hal itu. Tahu diri melihat kondisi yang dialami, maka Yono dengan sabar meniti karir sebagai tukang servis barang-barang elektronika.
Dengakan ketekunannya untuk terus belajar dan belajar, maka keahliannya kian hari kian meningkat sehingga pelanggannya pun merasa puas dan pada akhirnya selalu bertambah dengan pesat.
Hasil yang ia raih dari usaha itu ia kumpulkan dan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari secara hemat. Tekadnya hanya satu, mengantar adiknya untuk mencapai pendidikan setinggi-tingginya sehingga kelak bisa meraih prestasi sesuai cita-cita.
Baca Juga: Berbelanja di Hari yang Salah, Ternyata Datang ke Pasar Hantu
Tanpa disadari waktu berlalu dengan cepat. Yeyen sudah menginjak usia dewasa dan kini telah menapaki kuliah di smester akhir sebuah perguruan tinggi negeri ternama.
Sebentar lagi ia akan menyandang gelar sarjana teknik sipil sesuai yang ia cita-citakan untuk menjadi seorang arsitektur. Meski seorang perempuan, Yeyen senang mengamati soal gedung-gedung dan infrastuktur lainnya.
Karena itu, Yeyen ingin menggeluti masalah teknik bangunan dan semua yang terkait.
Baca Juga: Musim Hujan Tiba, Ini Cara Ampuh Usir Laron dari Rumah
Yono pun mendukung cita-cita adiknya itu. Yang bisa ia lakukan, hanyalah mencukupi biaya kuliahnya hingga selesai nanti. Semua itu ternyata tidak mudah.
Butuh perjuangan keras, karena kebutuhan manusia sangatlah banyak. Apalagi mereka hidup secara mandiri, sudah terpisah sama sekali dari ayahnya, Purbo, yang hidup di kampung bersama keluarga besarnya.
Tali silaturahmi memang tidak terputus, namun untuk urusan keuangan Yono sudah bertekad tidak ingin merepotkan ayahnya lagi. Terlebih Yono menyadari, ibu tirinya tidak menyukai dirinya serta Yeyen.
Baca Juga: Ulah Iseng Penggali Kubur Membawa Pulang Tulang Tengkorak
Namun memang masih terbersit di dalam hati Yono, bahwa sutau saat dirinya tetap akan meminta hak waris peninggalan ibu kandungnya. Bukan masalah harta yang ia pikirkan, namun kesinambungan sejarah bahwa dirinya serta Yeyen adalah anak keturunan ibu Yani, pemilik sah atas seluruh kekayaan yang kini dikuasai ibu tirinya.
Untuk saat ini, Yono baru berkonsentrasi untuk mengantar adiknya meraih cita-cita. Bahkan untuk kepentingan dirinya sendiri sampai terabaikan. Yono sama sekali belum memikirkan untuk berumah tangga, karena takut akan membuat dirinya nanti tak sanggup membiayai adiknya.
Padahal sesungguhnya apa yang ia raih selama ini sudah lebih dari cukup. Namun satu cita-cita lagi yang masih ingin ia raih adalah mengajak adiknya untuk naik haji bersama. Karena itulah ia sangat berhemat dalam membelanjakan uang dan sebagian di antaranya ditabung lewat dana haji. (Bersambung) *