harianmerapi.com - Cerita hidayah pemimpin yang Zalim. Dalam pesta minuman keras atau pesta miras, kadang mereka tidak saling mengenal satu dengan lainnya.
Begitu pula dengan Rangga, setiap kali diajak temannya, ia hanya menurut saja meski ada orang lain yang tidak dikenalnya.
Seperti malam itu, Rangga sudah berkumpul dengan teman-temannya. Awalnya hanya ngobrol biasa untuk membuang waktu.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 1: Kepala Desa Meninggal Mendadak secara Misterius, Warga pun Geger dan Heboh
Kebetulan Rangga sedang tidak ingin mabuk, sehingga hanya minum kopi saja. Begitu pula dengan teman-temannya, yang sudah sepakat untuk tidak menenggak minuman keras dulu.
Namun tiba-tiba datang beberapa orang. Mereka memang sempat dikenal Rangga, karena beberapa kali sudah bertemu.
Ternyata rombongan kecil ini datang untuk ngajak pesta miras. Karena merasa tidak enak, maka satu dua orang pun ikut melayani.
Malam semakin larut, beberapa orang ada yabng masih ngobrol, namun ada juga yang sudah tertidur karena kebanyakan minuman keras.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 2: Suara Pro dan Kontra Muncul Setelah Kepada Desa Meninggal Mendadak
Lain halnya dengan Puma, yang sepertinya terllau banyak menenggak minuman, sehingga bicara tak karuan dan tidak terkontrol.
Kadang ngomong seperti orang marah, kemudian tidur dan bangu lagi.
Tiba-tiba emosinya tak terkontrol dan ngamuk tak terkendali. Ia coba ditenangkan oleh temannya, namun malah semakin marah.
"Mau apa kamu. Mau aku membunuh? Janga main-main denganku ya," kata Puma meski dengan sempoyongan.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 3: Warga Memilih Calon Pemimpin Baru, Muncul Nama-nama sebagai Jago
"Awas, aku tidak takut membunuh," katanya lagi ketika badannya dirangkul untuk ditenangkan.