harianmerapi.com - Cerita hidayah pemimpin yang Zalim. Tampak puluhan wartawan hdir saat polisi melakukan olah tempat kejadian perkara atas penemuan jasad Sunti.
Hal ini membuat kasus tersebut tersebar luas dengan cepat. Keesokan harinya muncul di berbagai media massa adanya mayat di pekarangan milik Sallendro,
Kepala Desa yang tengah ditahan polisi karena jadi tersangka atas kasus meninggalnya Bu Lola.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 1: Kepala Desa Meninggal Mendadak secara Misterius, Warga pun Geger dan Heboh
Sontak berita itu membuat geger seluruh warga desa. Mereka saling memberi kabar tentang munculnya berita tersebut.
Tak pelak kondisi ini membuat emosi warga tersulut. Mereka merasa malu dengan berbagai kasus yang muncul di desa, apalagi menyangkut Kepala Desa.
Tanpa dikomando, warga kemudan berkumpul di tempat-tempat strategis. Mereka ribut membicarakan yang katanya merupakan aib bagi desa.
Meski dalam berita tak disebutkan bahwa pelaku pembunuhan atas Sunti itu adalah Salendro, namun opini sudah terlanjut terbentuk.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 2: Suara Pro dan Kontra Muncul Setelah Kepada Desa Meninggal Mendadak
Mereka tidak perlu melakukan penyelidikan lebih lanjut, namun langsung memvonis Kepala Desa mereka adalah penjahat yang keji.
Situasi panas ini benar-benar dimanfaatkan Jimat bersama kelompoknya. Mereka kemudian menyusun rencana lain. Harus ada provokator agar suasana makin keruh.
Maka warga pun diajak berbondong-bondong menuju ke rumah Salendro, yang saat ini hanya dihuni anak-anak, saudara dan para pembantu.
Dengan emosi yang sedang memuncak, maka warga pun dengan mudah diprovokasi. Entah siapa yang memulai, batu-batu pun berhamburan ke arah rumah Salendro yang megah.
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 3: Warga Memilih Calon Pemimpin Baru, Muncul Nama-nama sebagai Jago
Beruntung, ada orang baik hari yang sudah memberi tahu terlebih dahulu, sehingga para penghuni sempat untuk melarikan diri.