HARIAN MERAPI - Masjid Wonokromo di Kabupaten Bantul termasuk masjid tua bercorak Jawa, punya legenda kiai sakti guru spiritual Sultan HB I.
Masjid tua bercorak bangunan Jawa di Wonokromo kabupaten Bantul sudah ada sejak zaman Sultan HB I.
Dalam kisahnya, Sultan HB I disebutkan pernah nyantri kepada seorang kiai sakti yang membangun masjid tua bercorak Jawa di Wonokromo tersebut.
Baca Juga: Tak banyak yang tahu, Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta pernah runtuh akibat gempa dahsyat tahun 1867
Konon pula, kiai sakti guru agama Sultan HB I itulah yang mencetuskan gagasan dibangunnya Masjid Pathok Negoro.
Mengupas sejarah berdirinya Masjid Wonokromo, akan mengungkap pula riwayat babad berdirinya Padukuhan Wonokromo.
Sebelumnya, Padukuhan Wonokromo masih berupa hutan belantara yang disebut Alas Awar-awar.
Masjid Wonokromo yang sejak tahun 1969 diberi nama Masjid Taqwa itu berada dekat tempuran Kali Opak dan Kali Gajah Wong.
Baca Juga: Masjid Syuhada Ditetapkan Sebagai Masjid Agung Kota Yogyakarta
Kali atau sungai itu dulu dikenal wingit. Di tempuran itu pernah ada ritual mandi telanjang bersama sebagai tolak bala di hari Rabu terakhir bulan Sapar, atau Rebo Wekasan.
Namun seiring perubahan zaman, tradisi yang dinilai tidak sesuai kaidah agama tersebut lenyap dengan sendirinya.
Masjid Wonokromo menjadi terkenal hingga sekarang karena riwayatnya yang menyimpan kisah tiga kiai sakti zaman Sultan HB I.
Ketiga kiai itu kemudian menjadi cikal-akal sejumlah padukuhan di kabupaten Bantul. Salah satunya, Kiai Welit.
Baca Juga: Bedug Masjid Agung Surakarta Dipercaya Bertuah, Bisa Memberi Pertanda Gaib Keberuntungan
Kisah tutur setempat menyebutkan, Kiai Welit membangun Masjid Wonokromo setelah mendapatkan tanah perdikan dari Sultan HB I.
Kiai Welit mendapatkan tanah perdikan karena jasa-jasanya dalam melakukan syiar Islam di zaman itu.