Masjid Agung Surakarta dibangun pasca Geger Pecinan tahun 1742, lantai asli dari zaman Sunan PB II masih ada

photo author
- Senin, 3 April 2023 | 19:05 WIB
Masjid Agung Surakarta di Kota Solo, Jawa Tengah.  (Foto: Koko Triarko)
Masjid Agung Surakarta di Kota Solo, Jawa Tengah. (Foto: Koko Triarko)

HARIAN MERAPI - Masjid Agung Kasunanan Surakarta juga termasuk masjid tua di Jawa. Dibangun pada masa awal kebangkitan Surakarta Hadiningrat, pasca Geger Pecinan tahun 1742 Masehi.

Masjid Agung Kasunanan Surakarta yang juga salah satu masjid tua di Jawa berada di sebelah utara Pasar Klewer Kota Solo.

Pada waktu siang hari di bulan Ramadhan, Masjid Agung Kasunanan Surakarta yang termasuk masjid tua di Jawa tersebut sangat ramai.

Baca Juga: Inflasi Maret mencapai 0,18 persen, tarif angkutan udara dan bensin menjadi penyumbang terbesar

Banyak orang sholat dhuhur berjamaah, dan sesudah itu beristirahat. Tidak sedikit dari mereka tidur di serambi masjid menunggu waktu buka puasa.

Ramainya Masjid Agung Surakarta juga disebabkan letaknya yang dekat dengan Pasar Klewer.

Banyak pengunjung pasar memanfaatkan keteduhan atap serambi masjid, setelah berpanas-panasan mengelilingi deretan toko di kawasan Pasar Klewer.

Baca Juga: Beda pendapat soal Piala Dunia U-20, Gibran mengaku tidak ada masalah dengan Ganjar

Pada zaman Kasunanan, Masjid Agung Surakarta merupakan satu-satunya masjid besar di Mataram, dan menjadi pusat kegiatan negara atau kerajaan.

Berbagai kegiatan kerajaan itu seperti tradisi grebek gunungan, sekaten, yang hingga kini masih dilangsungkan.

Pelaksanaan tradisi atau budaya keraton dilakukan di bagian luar masjid. Karena itu di Masjid Agung Surakarta juga terdapat bangunan khusus yang disebut pagongan, tempat gamelan sekaten diletakkan dan ditabuh.

Baca Juga: Hasil tes psikologi, pelaku mutilasi di Kaliurang tidak memiliki tanda-tanda gangguan jiwa

Masjid Agung Kasunanan Surakarta mulai dibangun pada masa pemerintahan Sri Susuhunan PB II di tahun 1726-1749 Masehi.

Meski sekarang lantai masjid telah dikeramik, namun lantai asli dari zaman Sunan PB II masih sedikit disisakan sebagai bukti sejarah.

Sisa lantai tersebut berada di sudut belakang ruang utama sholat sebelah selatan, dilindungi pagar rantai, serta dilapisi kaca supaya tetap bisa dilihat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X