"Lho, bukannya kemarin sudah diberi lebih dari cukup."
"Kalau nggak percaya, Papa sendiri saja yang belanja."
Pertengkaran kecil seperti ini berulang dan berulang, mulai dari sesekali dan berkembang menjadi lebih sering. Sita rupanya belum dewasa sekali untuk menjalani kehidupan berumahtangga.
Baca Juga: Akibat memetik buah terlarang 4, Janin yang tak dikehendaki karena hasil hubungan gelap
Dia belum siap menerima kenyataan, bahwa sekarang dirinya harus menyesuaikan dengan karakter asli yang ada pada diri Karman.
Terlebih lagi bayangan sosok Karman yang dahulu serba berlebihan dan penuh perhatian, sekarang luntur sedikit demi sedikit. Indahnya masa-masa pacaran pun mulai menguap, seiring dengan berlalunya waktu.
Di saat seperti ini, Sita juga mulai berani bermain api. Dia sering bersikap genit jika berhadapan dengan laki-laki dengan penampilan perlente.
Sementara karman tak menyadari, bahwa rumah tangganya kini bak api dalam sekam, yang terlihat adem ayem dari luar tapi amat sangat panas nan membara di dalam.*