Akibat memetik buah terlarang 1, tergoda anak kos saat melihat pada pandangan pertama

photo author
- Sabtu, 25 Mei 2024 | 19:00 WIB
Ilustrasi cerita hidayah Akibat memetik buah terlarang 1, tergoda anak kos saat melihat pada pandangan pertama     (Sibhe)
Ilustrasi cerita hidayah Akibat memetik buah terlarang 1, tergoda anak kos saat melihat pada pandangan pertama (Sibhe)

HARIAN MERAPI - "Waspadalah dengan dunia, begitu pula dengan godaan wanita. Karena cobaan yang menimpa Bani Israil pertama kalinya adalah karena sebab godaan wanita." (HR. Muslim no. 2742).

Bagian pertama cerita hidayah akibat memetik buah terlarang, tergoda anak kos saat melihat pada pandangan pertama.

Semua sudah bisa dimiliki Karman (bukan nama sebenarnya). Sejak menikah lima tahun yang lalu, pegawai sebuah bank negara ini sudah mampu membeli rumah beserta segala perabotannya.

Baca Juga: Sepuluh ayat Al-Quran tentang pentingnya menyambung tali kerabat, di antaranya infak kepada mereka lebih diutamakan

Bahkan sang istri, Lastri (juga bukan nama sebenarnya) sudah memberikan dua buah hati yang lucu-lucu. Kebahagiaan sepertinya sudah diraih Karman secara sempurna.

Dalam setiap kesempatan, Karman menyempatkan diri untuk menengok kedua orang tuanya yang masih tinggal dalam satu kota. Orang tua Karman sendiri termasuk orang berkecukupan.

Tanahnya yang cukup luas dibangunnya untuk kos-kosan putri, karena lokasinya tidak terlalu jauh dari sebuah kampus ternama.

Sore itu sepulang kerja Karman tidak langsung pulang ke rumahnya, tapi ingin bertemu dengan orang tuanya lebih dulu sambil mengirim buah-buahan.

Baca Juga: Bagikan daging berlebih untuk bahagiakan warga di Hari Raya Idul Adha

Sesampai di pekarangan dan hendak masuk ke rumah, tiba-tiba melintas beberapa anak kos yang sepertinya pulang dari kuliah.

Tak sengaja mata Karman tertumbuk pada salah satu mahasiswi, yang kebetulan juga melihat dirinya. Keduanya pun beradu pandang.

Hanya sesaat, karena setelah itu rombongan mahasiswi tersebut langsung masuk kamar masing-masing. Karman berdiri termangu sejenak, sebelum dirinya dikejutkan suara sang ayah yang memanggil namanya.

"Karman, kamu tidak ajak anak-anakmu."

Baca Juga: Tulus ikhlas untuk mengasuh anak pungut

"Tidak, Pak. Ini saya dari kantor langsung kemari."

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB
X