HARIAN MERAPI - Ada sepuluh ayat Al-Quran tentang pentingnya menyambung tali kerabat, di antaranya infak kepada mereka lebih diutamakan.
Silaturahmi memiliki nilai pahala yang sangat besar. Dengan silaturahmi akan dilapanhkan
rezeki serta dipanjangkan umurnya. Hadits Nabi Muhammad SAW: “Barangsiapa yang ingin
diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah tali silaturahmi.” (HR. Bukhari-Muslim).
Ketika kita punya kesempatan bertemu langsung sanak saudara, kita bisa berbagi kisah,
melepas kerinduan, serta menjalani aktivitas seru bersama. Hal semacam itu tentunya bisa
meningkatkan kesehatan mental serta membuat hidup lebih nyaman.
Baca Juga: Tujuh Pemuda Pelopor terima penghargaan dari Pj Bupati Kulon Progo
Salah satu cara menjalin silaturahmi dengan kerabat dekat adalah dengan saling empati dan
membantu kesulitan yang sedang mereka hadapi. Dalam ayat-ayat di bawah ini, terdapat banyak dalil dari Al-Quran yang menjelaskan tentang pentingnya menyambung tali kerabat dekat (saudara); yakni:
Pertama, orang-orang fasik itu adalah orang-orang yang melanggar perjanjian Allah setelah
perjanjian itu diteguhkan, sebagaimana firman-Nya: “(yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah setelah (perjanjian) itu diteguhkan, memutuskan apa yang diperintahkan Allah untuk disambungkan (silaturahmi), dan berbuat kerusakan di bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS. Al-Baqarah; 2:27).
Kedua, dalam setiap periode kehidupan Bani Israil atau bangsa-bangsa lain selalu saja ada
sekelompok kecil yang tetap berjalan lurus dengan mengikuti suara hati nuraninya untuk selalu berbuat baik.
Firman Allah SWT: “(Ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari Bani Israil,
“Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Selain itu, bertutur katalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat, dan tunaikanlah zakat.” Akan tetapi, kamu berpaling (mengingkarinya), kecuali sebagian kecil darimu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang.” (QS. Al-Baqarah; 2:83).
Baca Juga: Kabar gembira, UU Desa dan perpanjang masa jabatan kades sudah diteken Jokowi, ini detilnya
Ketiga, kebajikan bukan hanya shalat saja, tetapi banyak hal yang bisa dilakukan. Firman
Allah SWT: “Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, melainkan kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari Akhir, malaikat-malaikat, kitab suci, dan nabi-nabi; memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, musafir, peminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya; melaksanakan salat; menunaikan zakat; menepati janji apabila berjanji; sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah; 2:177).
Keempat, infak kepada kerabat lebih diutamakan. Firman Allah SWT: “Mereka bertanya
kepadamu (Nabi Muhammad) tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah, “Harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya diperuntukkan bagi kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan (dan membutuhkan pertolongan).” Kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.” (QS. Al-Baqarah; 2:215).
Kelima, peliharalah hubungan kekeluargaan. Firman Allah SWT: “Wahai manusia,
bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu (Adam) dan Dia
menciptakan darinya pasangannya (Hawa). Dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.” (QS. An-Nisya’: 4:1).
Baca Juga: Waspadai 5 risiko kesehatan yang sering dialami jamaah haji
Keenam, hak warisan agar memperhatikan pula kerabat lain yang tidak memeroleh harta
warisan dan kebetulan hadir ketika harta warisan itu dibagikan. Firman Allah SWT: “Apabila (saat) pembagian itu hadir beberapa kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, berilah mereka sebagian dari harta itu dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.” (QS. An-Nisya’; 4:8).
Ketujuh, kepada siapa kita harus berbuat baik. Firman Allah SWT: “Sembahlah Allah dan
janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnusabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.” (QS. An-Nisya’: 4:36).