HARIAN MERAPI - Perilaku agresif dapat diekspresikan dalam tiga kelompok; Pertama, agresi fisik yaitu aktivitas yang dilakukan secara sengaja dan bertujuan merugikan dan atau merusak fisik seseorang, binatang atau objek-objek lain; seperti: menendang, meninju, menembak, melempar, merusak jendela, membanting pintu, dan lainnya.
Kedua, agresi verbal yaitu penggunaan kata-kata untuk merugikan atau menyakiti orang lain, baik yang dilakukan dengan perkataan maupun tulisan. Contoh dari bentuk agresi ini adalah: ancaman, ejekan, sumpah serapah, dan bentuk lainnya.
Ketiga, agresi relasional yaitu perilaku untuk merusak/menyakiti orang lain dengan tujuan merusak hubungan sosial, persahabatan, atau pun bentuk hubungan lainnya. Contoh-contoh yang bisa ditunjukkan adalah menyebar gosip dan mengasingkan seseorang.
Baca Juga: Diduga akan tawuran, puluhan anggota gangster di Ssmarang dibekuk polisi
Shchiffman & Kamuk, selanjutnya membagi ketiga kelompok agresi ini dalam lima bentuk
pola perilaku agresif anak-anak dan remaja; yaitu:
Pertama, gertakan (bullying) adalah perilaku agresif atau manipulasi yang dapat berupa
kekerasan fisik, verbal, atau psikologis; dengan sengaja dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang merasa kuat/berkuasa dengan tujuan menyakiti atau merugikan seseorang atau sekelompok orang yang merasa tidak berdaya.
Elemen-elemen utama yang menjadi ciri bullying adalah ketidakseimbangan power, di mana pelaku merasa memersepsikan dirinya memiliki power lebih dibandingkan korbannya, yang memersepsikan dirinya tidak berdaya untuk melawan.
Bullying biasanya terencana, tetapi terselubung dan dipersepsikan korban akan berulang.
Baca Juga: Halal Bihalal Keluarga Besar LKS Mitra Amanah Sewon Bantul
Kedua, genk. Genk adalah kelompok yang memiliki ciri-ciri seperti memiliki anggota,
struktur organisasi, pemimpin, wilayah kekuasan, tujuan khusus, dan identik dengan perilaku negatif atau illegal. Istilah “genk” berasal dari vocabulary Inggris “gang”, yang berarti kelompok atau gerombolan.
Kependekan dari gangster yang terjemahannya adalah bandit atau penjahat. Mengenai genk remaja ini, kebanyakan remaja ingin masuk ke dalam genk atau kelompok yang populer, di
mana antara remaja putra dan remaja putri memiliki sudut kepopuleran yang berbeda.
Bagi remaja laki-laki, tubuh kekar, olahragawan, dan humoris merupakan ciri anak populer. Bagi para gadis, yang diperhatikan adalah penampilan, gaya, keramahan, dan rasa percaya diri.
Ketiga, gerombolan (mob). Perkembangan intensitas emosi pada sebuah kelompok dapat
berubah menjadi gerombolan. Gerombolan adalah tindakan yang dilakukan secara bersama-sama oleh orang banyak di bawah pengaruh emosi yang kuat dan dengan mudah dapat berubah menjadi tindakan kekerasan dan ilegal.
Baca Juga: Survei KedaiKOPI: Mayoritas Pemudik Puas dengan Kinerja Kepolisian
Biasanya dari gerombolan inilah kemudian muncul tokoh sebagai penjamin institusi, yaitu jagoan. Para pakar kesusastraan dan sinema tampaknya mengenal mereka lebih baik
daripada sosiolog atau psikolog kontemporer, melalui berbagai kisah persilatan yang menokohkan jagoan sebagai pelindung tuan tanah pada zaman dahulu.