HARIAN MERAPI - Al Quran bagi seorang muslim diyakini merupakan Kitab Suci yang paling
terpelihara keasliannya, sebagaimana firman-Nya: “Kami telah menurunkan Al-Qur’an
dan Kami pulalah yang akan memeliharanya”. (QS. Al-Hijr, 15:9).
Kata “Qur’an” digunakan sebagai nama Kitab Suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang berfungsi sebagai hudan, artinya petunjuk bagi kehidupan manusia dalam mengarungi hidup ini (QS. Al-Baqarah, 2:2)
dan sebagai furqon, artinya pembeda antara yang baik dengan yang buruk, yang halal dengan yang haram, yang salah dengan yang benar, yang indah dengan yang jelek, dan yang dapat dilakukan dengan yang dilarang (QS. Al-Baqarah, 2:185).
Baca Juga: Kabar Gembira, Nathan Tjoe-A-on Kembali Perkuat Timnas U-23 Usai Diizinkan Heerenveen
Sedangkan secara istilah, Al Quran adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantaraan Malaikat Jibril dalam bahasa Arab untuk menjadi petunjuk bagi manusia sepanjang masa.
Setidaknya ada enam adab atau sikap seorang muslim yang harus dilakukan terhadap Kitab Suci Al-Qur’an sebagai Kitab Suci; yakni:
Pertama, meyakini kebenaran Al-Qur’an. Ini adalah kata kunci bagi setiap muslim, sebagaimana firman-Nya: “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah; 2:2).
Kedua, membaca Al-Qur’an. Setelah meyakini kebenarannya maka umat Islam
diperintahkan untuk membacanya. Firman Allah SWT: “Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Maha Pemurah.” (QS Al-‘Alaq; 96:3).
Iqra’ di dalam ayat ini berarti bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah ciri-ciri ciptaan-Nya, bacalah alam sekitar, bacalah tanda-tanda zaman, sejarah perjalanan hidup manusia, diri sendiri, baik yang tertulis (ayat-ayat qauliyah) maupun tidak tertulis (ayat-ayat kauiniyah). Sabda Rasulullah Muhammad SAW: “Bacalah kalian Al-Quran, karena pada hari kiamat Al-Qur’an datang menjadi syafaat bagi pembacanya.” (HR. Bukhari).
Ketiga, memahami kandungan Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an hendaklah disertai dengan kehadiran kalbu, memahami maknanya, dengan kekhusyukan hati serta merasakan sedang bercakap-cakap/berdialog dengan Allah SWT melalui Al-Quran.
Firman Allah SWT: “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh
dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat
pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (QS. Shaad; 38:29).
Keempat, mengamalkan isi/kandungan Al-Qur’an dan mengejawantahkan dalam
kehidupan sehari-hari. Tidak ada manfaat pemahaman isi Al-Qur’an tanpa direalisasikan
dengan menerapkan hukum-hukumnya, dengan melaksanakan segala perintah-Nya serta
menjauhi segala larangan-Nya.
Baca Juga: Tentara AS meninggal di hutan Karawang saat periksa lokasi pendaratan terjun payung
Setiap ayat Al-Qur’an yang dipelajari harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.