HARIAN MERAPI - Bulan Syawal merupakan momentum yang tepat untuk membangun rasa kesetiakawanan sosial sesama manusia.
Kesetiakawanan sosial adalah perasaan seseorang yang bersumber dari rasa cinta kepada kehidupan bersama atau sesama teman sehingga diwujudkan dengan amal nyata berupa pengorbanan dan kesediaan menjaga, membela, membantu, maupun melindungi terhadap kehidupan bersama.
Berkaitan dengan kesetiakawanan sosial ini Allah SWT berfirman: “Dan belanjakanlah
sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, lalu ia berkata: “Ya Rab-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat dan aku termasuk orang-orang yang saleh?” (QS. Al-Munafiqun; 63:10).
Kesetiakawanan sosial atau rasa solidaritas sosial merupakan potensi spritual, komitmen
bersama sekaligus jati diri bangsa Indonesia sebagai bangsa yang Berketuhanan Yang Maha Esa.
Oleh karena itu kesetiakawanan sosial merupakan nurani bangsa Indonesia yang merupakan suatu implementasi dari sikap dan perilaku yang dilandasi oleh pengertian, kesadaran, keyakinan tanggung jawab dan partisipasi sosial sesuai dengan kemampuan dari masing-masing.
Sabda Rasulullah Muhammad SAW: “Jagalah diri kalian dari api neraka, meski hanya dengan bersedekah sepotong korma.” (HR Bukhari-Muslim).
Sungguh sangatlah besar faedah bersedekah sebagai realisasi dari kesetiakawanan sosial, karena sangat bermanfaat bagi kehidupan kita di dunia maupun di akhirat.
Baca Juga: Begini sikap Indonesia terkait konflik di Timur Tengah...
Semangat kebersamaan, kerelaan untuk berkorban demi sesama, kegotongroyongan dalam
kebersamaan dan kekeluargaan merupakan nilai-nilai dasar kesejahteraan sosial, modal sosial (social capital) yang ada dalam umat dan bangsa yang harus terus-menerus digali,
dikembangkan dan didayagunakan dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional sebagaimana dirumuskan dalam sila kelima Pancasila yakni Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Keadilan sosial selalu ditujukan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, melalui pemerataan sumber daya agar kesenjangan sosial ekonomi di tengah-tengah masyarakat bisa dikurangi atau diminimalisir sekecil mungkin.
Sebagai nilai dasar kesejahteraan sosial, kesetiakawanan sosial harus terus direvitalisasi
sesuai dengan kondisi aktual bangsa dan diimplementasikan dalam wujud nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Selama libur Lebaran, Kereta Commuter Line maupun Prameks jadi pilihan masyarakat
Kesetiakawanan sosial merupakan nilai yang bermakna bagi setiap bangsa yang ingin
mensejahterakan segenap warganya. Jiwa dan semangat kesetiakawanan sosial dalam kehidupan bangsa dan masyarakat Indonesia pada hakekatnya sangat ditekankan dalam ajaran Islam.