HARIAN MERAPI - Ada lima hikmah perayaan Idul Fitri dan Syawalan, salah satu di antaranya hikmah kegembiraan dan kesyukuran.
Menapaki bulan Syawal, umat Islam telah melaksanakan ibadah dengan sempurna, telah
memperoleh predikat orang-orang yang bertaqwa.
Merasa telah melaksanakan ibadah dengan sempurna dan merasa yakin telah bersih dari segala dosa dan mendapat ampunan dari Allah SWT layaknya seperti bayi yang baru dilahirkan ibunya yaitu dalam keadaan suci (fitri).
Rasululhah SAW dalam suatu hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA katanya: Rasulullah SAW bersabda : “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah yaitu suci bersih.“
Oleh karena itu, salah satu hikmah dari perayaan Idul Fitri adalah momentum kembali ke jalan yang suci, menatap hari esok dengan berpikir suci, bertindak suci dan mempunyai tujuan yang lurus.
Berikut adalah lima hikmah perayaan Idul Fitri yang wajib kita tahu dan pelajari untuk raih
masa depan yang lebih baik; yakni:
Pertama, hikmah kefitrahan. Sebagaimana namanya, kehadiran Idul Fitri berarti kaum
muslimin kembali kepada fitrah, kembali kepada kesucian. Sabda Nabi Muhammad SAW:
“Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan mengharap pahala (dan ridha Allah), maka niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR. Muttafaq ‘alaih).
Baca Juga: Inilah 38 kementerian-lembaga yang diprioritaskan pertama dipindah ke IKN
Juga sabda Nabi yang lain: “Barangsiapa melakukan qiyamullail pada bulan Ramadlan karena iman dan mengharap pahala (dan ridha Allah), maka niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR. Muttafaq ‘alaih).
Kedua, hikmah ketauhidan, keimanan dan ketaqwaan. Dalam menyambut Idul Fithri,
disunnahkan untuk banyak mengumandangkan takbir, tahlil, tasbih dan tahmid sebagai bentuk penegasan dan pembaharuan deklarasi iman dan tauhid.
Itu berarti bahwa identitas iman dan tauhid harus selalu diperbaharui dan ditunjukkan, termasuk dalam momen-momen kegembiraan dan perayaan, dimana biasanya justru kebanyakan orang lalai dari berdzikir dan mengingat Allah.
Firman Allah SWT : “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya (puasa Ramadhan), dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas hidayah-Nya yang diberikan kepadamu, dan supaya kamu (lebih) bersyukur.” (QS. Al-Baqarah; 2:185).
Baca Juga: Inilah 10 kota terbaik untuk kerja jarak jauh, Jakarta masuk tidak?
Ketiga, hikmah kegembiraan dan kesyukuran. Seorang muslim bergembira dan bersuka ria
saat menyambut Idul Fitri, dan memang dibenarkan bahkan disunnahkan bergembira, berbahagia dan bersuka cita pada hari itu.