HARIAN MERAPI - Cerita hidayah dengan tulus ikhlas mengasuh anak pungut meski berat dan mendengar suara sumbang dari para tetangga.
Mengasuh anak pungut ternyata memng tak seindah yang dibayangkan Ratmi sejak awal. Banyak ujian yang harus dilalui, baik menyangkut masalah intern keluarga maupun faktor luar, terutama yang terkait dengan pergaulan di tengah masyarakat.
Sesaat setelah menerima bayi tersebut dari orang tuanya, kehidupan rumah tangga Ratmi memang terlihat ceria.
Baca Juga: Kolaborasi Meningkatkan Derajat Literasi, BBGP Jateng Gelar Festival Insan Pendidikan,
Meski agak repot, namun suasana rumah menjadi lebih berwarna oleh suara tangis dan tawa bayi yang masih polos. Soal biaya juga tidak jadi masalah, karena ada kiriman dari orang tua si bayi.
Namun ternyata kiriman itu hanya berlangsung selama tiga bulan. Pada bulan keempat dan seterusnya, tidak ada lagi kiriman uang.
Bahkan tidak terdengar kabar sama sekali tentang keberadaan orang tua si bayi. Ratmi sudah mencoba menghubungi lewat telpon dan mencari alamat kos maupun di kampus tempat sang ibunya kuliah, semuanya tidak ada hasil. Orang tua si bayi seakan lenyap di telan bumi.
Akhirnya Ratmi harus keluar biaya sendiri untuk memenuhi seluruh kebutuhan bayinya. Padahal untuk biaya hidup sehari-hari, dia selama ini terhitung pas-pasan dan cenderung kurang.
Baca Juga: SMA Muhi Yogyakarta Jalin MoU Internasional dengan 5 Institusi Pendidikan di Malaysia, Ini Tujuannya
Toh demikian, ada saja rezeki datang tak terduga sehingga dalam hal perawatan si bayi tak pernah kapiran.
Apakah itu rezeki dari pekerjaan suaminya maupun dari para tetangga yang merasa kasihan melihat bayi mungil ditinggal begitu saja oleh kedua orang tuanya.
Tapi tak semua tetangganya berbaik hati. Namanya orang, maka pasti aneka macam pula karakternya. Tak sedikit yang menggunjing keluarga Ratmi, soal bayi yang mereka rawat.
Ada yang mencibir karena keluarga Ratmi yang sebenarnya sederhana, kok mau dibebani merawat bayi. Sementara ada pula yang merasa iri, sehingga justru menyebarkan berita-berita buruk ke tengah masyarakat.
Semua itu dihadapi Ratmi dengan sabar. Ia tahun, orang sabar pasti disayang Tuhan. Dari Abdullah bin Umar ra berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,