Firman Allah SWT: “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS An-Nahl; 16:18).
Sebagai orang yang beriman, kita kadang-kadang juga lupa tentang bagaimana caranya bersyukur kepada-Nya.
Baca Juga: Konsep keadilan sosial dalam pespektif Islam
Padahal Allah SWT telah menyatakan bahwasanya tidak ada nikmat yang bisa kita dustakan dengan firman-Nya:
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS Ar-Rahman; 55:13).
Dalam ayat lain Allah SWT mengingatkan kita semua dengan tegas untuk bersyukur dan tidak mengingkari nikmatnya:
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS Ibrahim, 14 : 7).
Dari ayat di atas kita bisa melihat betapa indahnya Islam dan Allah Yang Maha Pengasih, di saat kita sudah merasa bersyukur maka Allah menambahkan nikmat untuk kita.
Namun dalam ayat yang sama juga terdapat peringatan yang tegas, yaitu ketika seseorang mengingkari nikmat Allah, maka yang diterimanya adalah Azab yang pedih. Nauzubillah summa nauzubillah.
Baca Juga: Muhasabah diri untuk membakar ke-aku-an menuju pribadi penuh arif dan unggul
Sungguh beruntunglah setiap orang yang mempunyai hati yang selalu bersyukur.
Musibah sekecil apapun jika ikhlas menerimanya, insya Allah akan menjadi penghapus dosa-dosa yang pernah dilakukannya.
Kesedihan dan kesenangan adalah ujian, apapun yang kita alami di dunia ini adalah ujian.
Tinggal siapa dari kita yang ikhlas menghadapi semua ujian ini, dengan tetap beramal shaleh, berbuat kebaikan terhadap sesama dan selalu mengedepankan qalbun syakirun (hati yang selalu bersyukur).
Firman Allah SWT : “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. (QS Al-Mulk, 67 : 2).