Buah muhasabah diri awal tahun, menumbuhsuburkan qalbun syakirun

- Selasa, 3 Januari 2023 | 05:30 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dokumen Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dokumen Pribadi)

HARIAN MERAPI - Qalbun syakirun dapat diartikan sebagai hati yang senantiasa bersyukur.

Dalam arti luas, diartikan selalu menerima dengan rasa bersyukur apapun yang telah Allah SWT berikan kepada kita dengan penuh keikhlasan.

Hati manusia dinamakan qalbun karena cepat dan dahsyatnya mengalami pergolakan atau berbolak-balik dan senantiasa terombang-ambing dalam setiap kondisi dan keadaan.

Baca Juga: Empat Kunci Surga: ilmu, amal, dakwah dan sabar

Sabda Rasulullah Muhammad SAW: "Sesungguhnya dinamakan qalbun karena gampang berbolak-balik. Sesungguhnya perumpamaan hati adalah seperti bulu yang tergantung di atas pohon yang dapat dibolak-balikkan hembusan angin, ke kiri dan ke kanan". (HR. Ahmad).

Sedangkan kata syukur terambil dari mashdar kata kerja syakaro – yasykuru- syukron.

Kata syakaro diartikan dengan membuka, yang merupakan lawan dari kata kafara/kufur yang diartikan dengan menutup atau melupakan nikmat serta menutup-nutupi kenikmatan itu.

Contoh dari sikap membuka atau menampakkan nikmat Allah SWT antara lain dalam bentuk memberi sebagian dari nikmat itu kepada orang lain, sedangkan menutupinya adalah dengan bersifat kikir atau pelit kepada orang lain.

Banyak orang yang lupa jika sebenarnya hati adalah pengendali dirinya.

Karena sebenarnya karena hati lah seseorang merasakan hidupnya bahagia, terharu, sedih, cemburu, gelisah, dan berbagai perasaan lain.

Baca Juga: Songsong Tahun Baru 2023: Tahun menuju pribadi yang berubah ke arah kebaikan

Al-quran banyak menegaskan pentingnya bersyukur pada segala nikmat yang telah Allah SWT berikan kepadanya. Firman Allah SWT:

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu menginkari (nikmat)-Ku”. (QS Al-Baqarah, 2 :152).

Pada ayat di atas, ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam kehidupan orang yang beriman, yaitu untuk senantiasa mengingat-Nya, bersyukur kepada-Nya, dan tidak mengingkari berbagai nikmat-Nya.

Qalbun syakirun muncul karena kesadaran kita akan banyaknya karunia Allah yang telah diberikan, dan tidak mungkin dapat menghitungnya.

Halaman:

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Menjadikan bekerja sebagai ibadah kepada-Nya

Jumat, 3 Maret 2023 | 06:03 WIB

Arti waktu bagi kehidupan seorang muslim

Selasa, 28 Februari 2023 | 06:47 WIB

Fitnah membawa bangkrutnya amal saleh

Minggu, 26 Februari 2023 | 10:43 WIB
X