harianmerapi.com - Rasulullah Muhammad SAW pernah memberi nasihat kepada seseorang yang datang meminta nasihat kepada beliau: ”Jangan kamu marah”.
Marah adalah sesuatu yang jika sudah menguasai seseorang bisa menyeretnya kepada keadaan buruk, bahkan dapat membuat seseorang menderita penyakit syaraf, seperti penyumbatan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, dan sebagainya.
Nabi mengulangi nasihat itu sampai beberapa kali.
Baca Juga: Siaran TV Digital 2022, Begini Syarat Mendapat Bantuan Perangkat STB Bagi Warga Kurang Mampu
Agama Islam mengajarkan, apabila perasaan kita terluka atau dilukai orang lain, ada tiga cara untuk merespon secara positif; yaitu : (1) menahan marah, (2) memberi maaf, dan (3) membalasnya dengan kebaikan.
Tidak boleh marah bukan berarti membiarkan kesalahan dan kemungkaran yang terjadi. Nahi munkar dan mengoreksi kesalahan orang lain merupakan amal baik yang diperintahkan Islam, tetapi nahi munkar dan marah adalah dua hal yang berbeda.
Yang dituju dari nahi munkar adalah perbuatan yang tidak benar, tetapi yang diserang dalam marah adalah pribadi yang melakukannya, bukan perbuatannya itu sendiri.
Orang marah lebih banyak dikendalikan oleh emosinya, sehingga kadang-kadang berlaku seperti orang bodoh.
Andaikata rasa marah kepada orang lain itu sulit untuk dikuasai, maka Islam mengajarkan untuk menghindar dalam rangka menenangkan dan menguasai nafsu marahnya.
Artikel Terkait
Menanamkan Kedisiplinan pada Anak, Ini Aspek-aspek yang Harus Diperhatikan Orang Tua
Lima Rahasia Keberhasilan Dakwah Nabi Muhammad SAW
Empat Pola Asuh Orang Tua dalam Mendidik Anak, dan Kecenderungan Efeknya Terhadap Karakter Anak
Doa Saat Susah Tidur, Penting Diketahui untuk Insomnia
Lima Keistimewaan yang Dimiliki Seorang Perempuan di Mata Islam