HARIAN MERAPI - Secara kebahasaan, kata kikir atau bakhil adalah al-bakhil yakni menahan sesuatu.
Sedangkan menurut istilah bakhil adalah perbuatan seseorang menahan/tidak memberikan sesuatu yang semestinya wajib diberikan kepada orang lain, baik wajib secara agama maupun wajib secara kepatutan menurut adat yang berlaku di masyarakatnya.
Perilaku bakhil seperti ini muncul karena seseorang dihinggapi penyakit terlalu parah yakni cinta kepada dunia dan takut mati.
Baca Juga: Enam manfaat dzikrullah, di antaranya menambah keteguhan hati
Ia meyakini harta bendanyalah yang akan menyelamatkan dan membahagiakan hidupnya.
Padahal harta yang sesungguhnya adalah harta yang ia sedekahkan kepada orang lain.
Firman Allah SWT: “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Ali Imran, 3:180).
Sifat kikir ini sangatlah berbahaya baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Dapat dibayangkan jika seseorang sudah dikuasai oleh sifat kikir, maka ia akan menghalalkan segala macam cara untuk memperoleh harta meski dengan cara yang tidak baik serta di sisi lain dia tidak peduli dengan penderitaan orang lain di sekitarnya.
Baca Juga: Landasan utama penerapan pendidikan inklusi di Indonesia
Setidaknya ada tiga bahaya besar yang akan timbul bila sifat kikir ini menguasai kehidupan seseorang dan masyarakat, sebagaimana hadis riwayat Imam Ahmad yang bersumber dari Abdullah bin Amr berikut ini:
“Jauhkanlah diri kalian dari sifat kikir, karena sesungguhnya kikir itu talah menghancurkan umat-umat sebelum kalian. Kikir mendorong mereka berbuat zalim, lalu zalimlah mereka. Mendorong mereka memutuskan silaturrahim, lalu mereka pun memutuskannya. Mendorong mereka untuk berbuat jahat, lalu berbuat jahatlah mereka. Jauhkanlah diri kalian dari perbuatan zalim, karena sesungguhnya satu kezaliman membawa banyak kegelapan di hari kiamat. Jauhkanlah diri kalian dari perbuatan buruk, karena sesungguhnya Allah tidak mencintai perbuatan buruk dan tindakan yang buruk.” (HR. Ahmad).
Hadis di atas menjelaskan bahwa salah satu penyebab maraknya kezaliman adalah sifat kikir, baik kezaliman itu berkaitan pada diri sendiri atau orang lain.
Contoh dari hasil perbuatan kikir ini adalah seperti mencuri hak orang lain, korupsi bahkan sampai membunuh tanpa sebab yang haq.
Baca Juga: Hidup seimbang dalam keridhaan Allah SWT